24

401 14 0
                                    

"Maya!! Kenapa elo gak bangunin gue?!" teriak Elang sambil menuruni tangga.

Maya yang sedang memberi makan si Dory  di ruang tamu, tidak mengindahkan teriakan Elang. Maya tidak peduli.

Si Dory didalam akuarium beserta satu kawannya ataupun istrinya yang Maya tidak tahu jenis kelaminnya, membuka mulutnya lebar-lebar menerima umpan pakan dari Maya. Sangat menarik bagi Maya.

"Biasanya juga berangkat jam 10" omel Maya saat Elang sudah duduk disofa untuk memasang tali sepatunya yang sudah dicuci Maya.

"Gue mau jalan dulu sama pacar gue" balas Elang.

Tangannya bergerak cepat memasangkan tali sepatu yang sebelah kiri. Elang sangat tergesa-gesa sehingga tali sepatu yang ia pasangkan panjang sebelah.

"Bantuin gue May!" teriak Elang.

"Sialan! Lagi buru-buru juga" kesal Elang sambil membenarkan tali sepatunya.

Maya meletakkan pakan ikan yang berada ditangannya. Si Dory juga sepertinya sudah kenyang. Terlihat, dari pakan ikan yang Maya berikan banyak yang mengambang terabaikan.

"Baru jam 7 lebih 20. Santai aja napa?" ucap Maya.

Maya menghampiri Elang sambil mengikat rambutnya yang terurai. Tidak perlu diperintah lagi, Maya langsung merendahkan tubuhnya untuk membantu memasangkan tali sepatu Elang.

Elang yang duduk disofa tersentak kaget. Maya yang tiba-tiba berada dihadapannya dengan posisi jongkok. Padahal, Elang hanya becanda. Karena yang Elang duga, Maya akan membantahnya habis-habisan.
Elang tidak berharap Maya melakukannya.

Lagi-lagi, wangi rambut Maya menelisik indra penciumannya. Begitu jelas wajah serius Maya ketika memasangkan tali sepatu Elang. Posisi wajah mereka yang sejajar dan sangat dekat, membuat Maya tidak berani memandang Elang.

Maya terus fokus dengan sepatu Elang. Namun, sebaliknya, Elang tidak berkedip memandangi kelopak mata Maya yang setengah tertutup karena menunduk. Anak rambut yang bebas dari ikatannya, menjuntai indah di pelipis Maya.

"Sekalian dua-duanya" ucap Elang memecah keheningan.

Mengerikan bagi Elang jika suasana sunyi melingkupi mereka berdua. Elang takut terbawa suasana yang akhirnya nanti diluar dugaan.

Walaupun tidak ada cinta. Namun, petaka bisa terjadi kapan saja dan dengan siapa saja. Ulah setan sengaja menjebak hambanya untuk terus melakukan dosa.

Maya melirik Elang lewat ekor matanya.

"Ngelunjak lo, babon!" maki Maya.

Maya yang perutnya tadi sempat beternak kupu-kupu, kini berubah menjadi rombongan lebah yang ingin menyengat bibir Elang yang sedang menyunggingkan senyum jahil.

"Kan gini enak" jelas Elang ambigu.

Maya tidak menanggapi ucapan Elang karena tidak mengerti. Maya mengikat tali sepatu Elang yang terakhir. Kemudian bangkit dari posisinya.

"Dah, berangkat sana!" usir Maya pada Elang.

"Nunggu Roney" balas Elang singkat.

"Bangun kesiangan, nyalahin gue. Nyatanya emang si Roney yang bikin ngaret" Maya memutar malas bola matanya.

Maya melangkahkan kakinya hendak pergi kedapur. Menyiapkan sarapan untuk Elang.

"Lain kali, kalo ngasih makan si Dory, sambil diajak ngobrol May. Biar gak bosen. Kasian Dory, begadang mulu, kaga pernah merem dia. " ucap Elang sengaja. Agar Maya tidak pergi kemana-mana.

BERONDONGWhere stories live. Discover now