51

308 21 2
                                    

"Kalo mau indehoy jangan di sini. Mampu nyewa villa di Bali kan?" Maya menatap tajam Elang yang kini sedang terengah-engah sambil memangku Rere yang duduk di kedua pahanya.

Maya melemparkan sebungkus rokok ke meja yang wadahnya berwarna putih bertuliskan L dan A. 

Maya menatap tajam mata Elang yang terkejut karena kehadiran dirinya. Terlihat dari pandangan Elang yang tersirat ingin menjelaskan.

Sedangkan Rere tidak peduli dengan kehadiran Maya. Kedua tangan Rere melingkar mesra di leher Elang sambil menciumi rahang Elang.

Maya merasakan hatinya seperti tertusuk sekaligus sesak secara bersamaan. Pemandangan yang sering Maya lihat oleh pelaku yang sama. Namun kali ini lawan mainnya berbeda.

Dia Elang. Lelaki yang ia cintai bercumbu panas dengan sahabatnya. Tapi Maya bisa apa. Tidak ada hubungan apapun antara dirinya dan lelaki itu. Semua rasa sakitnya murni karena perasaannya sendiri.

Maya tidak bisa menyalahkan Elang. Tapi Maya kecewa membayangkan situasi yang akan terjadi jika Maya tidak segera datang.

"Rokok pesenan elo" ucap Maya pada Rere.

Maya kemudian berlalu. Tidak mau berlama-lama berdiri menyaksikan Rere dengan tanktopnya yang menyingkap bebas.

Maya semakin merasakan nyeri yang amat sangat. Ternyata Elang sudah bermain sejauh itu.

Elang merasa bersalah saat melihat Maya dengan tatapannya yang begitu dalam.

Tangan Elang pun bergerak berniat mengenyahkan Rere dari pangkuannya.

"May! Gue bisa jelasin!" teriak Elang berharap bisa didengar oleh Maya yang sudah masuk kamar.

Rere menahan tangan Elang yang tidak bisa diam agar Rere enyah dari atas pahanya.

"Re? Turun" tegur Elang.

Rere semakin melingkarkan kedua lengannya di leher Elang. Tidak rela kekasihnya terkecoh dengan kehadiran Maya yang tidak diinginkan.

Rere mencium sekilas bibir Elang "Mau ngejelasin apa ke dia? Dia udah tau kamu itu milik aku"

Elang merasakan bibirnya yang basah akibat ciuman panjangnya dengan Rere.

"Shit!" gumam Elang.

Tangan Elang mengepal karena menyesal tidak bisa menahan godaan setan yang terkutuk. Apalagi saat melihat Maya yang terlihat kecewa, Elang semakin merasa sangat berdosa.

Elang bodoh.

"Turunin kaos kamu Re" titah Elang sambil memalingkan wajahnya ke samping. Karena tidak mau melihat langsung pemandangan yang sempat ia nikmati.

Rere tidak segera mematuhi perintah Elang,"Kamu kenapa sih? Kita gak selingkuh loh, aku pacar kamu. Wajar aja kita ngelakuin ini. Lagian juga dia bukan siapa-siapa kok. Santai aja, nanggung ih" ucap Rere manja.

Rere meraih tangan Elang dan menuntunnya ke perut Rere,"Bikin Elang junior yuk?"

Elang menepis genggaman Rere,"Jangan bawa aku terlalu jauh" ucapnya.

Rere sedikit terkejut. Namun dengan cepat berubah tenang.

"Are you afraid if i suddenly get pregnant and we have a baby?"

Elang terdiam.

"Come on honey. We can do it with safety. Ahh, yaa.. can i take it in my bag?"

Elang mengerti arti 'keselamatan'  yang di maksud Rere. Sebuah balon atau sebutir pil.

"What for?"

BERONDONGWhere stories live. Discover now