67

210 12 4
                                    

Kini Elang duduk dengan rambut acak-acakan. Sedari tadi laptopnya hanya menyala tanpa digunakan. Hanya disentuh sebentar lebih tepatnya. Selebihnya ia oper pekerjaannya ke staff lain. Karena kepalanya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Pikirannya berkecamuk tidak karuan layaknya benang kusut.

"Iih, kamu kok pinter banget, yang?" puji Roney kepada kekasihnya.

Elang memicing melihat kemesraan Roney dan Nadya. Sesekali Elang berdecih menyaksikan dua sejoli yang sedang di mabuk cinta tersebut. Mereka berdua seperti tidak ada beban.

Berbeda sekali dengan dirinya. Pekerjaan dan wanitnya tidak bisa dipisahkan dari otaknya. Elang sedang pusing memikirkan Rere yang tidak tahu kabarnya. Bahkan, Maya teman dekatnya pun tidak tahu.

Terakhir Rere memberi kabar pada dirinya adalah lima hari yang lalu. Itupun Rere hanya bilang wanita itu akan take in keluar kota.

Rere di Bali

Elang terperanjat saat menerima pesan whatsapp dari Maya. Rasanya seperti mendapat sinar matahari setelah sekian purnama musim basah.

Senang karena keberadaan Rere atau kenyataan bahwa Maya sudi membuka blokirnya lagi?

Entahlah.

Elang tidak membalas pesan tersebut dan segera menelpon Rere. Barang kali kini Rere bisa dihubungi.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau sedang berada diluar...

Elang mematikan sambungannya dan meletakkan ponselnya lumayan keras.

"Arghhh!!" Elang mendesah kasar sambil mengusap wajahnya.

"Jangan berisik, Lang" tegur Roney.

Nadya mencubit lengan Roney dan menghasilkan erangan kesakitan dari kekasihnya itu.

"Lo yang berisik babi," jawab Elang.

Elang menatap kesal pada Roney,"Gue yang seharusnya bilang gitu ke lo"

"Loh, kenapa? Lo gak ngapa-ngapain kan?"

"Gak ngapa-ngapain pala lo botak"

"Yaudah, kalo gitu" ujar Roney tidak melanjutkan perdebatan karena dicubit Nadya agar menghentikan omongannya.

"Kalo mau cipokan gak usah disini!" tegur Elang karena Roney duduknya semakin mepet dengan Nadya.

"Su'udzon banget dih. Gue lagi ngerjain PR dari sekolah nih. Mana ada mau cipo.. ashhgkhskkxjlhhh"

"Awhhhhhhhh! Sakit beb!!" Roney berteriak kesakitan setelah dihadiahi cubitan keras dipinggangnya.

"Mulutnya abis makan apaan si?" desis Nadya sambil menoyor kepala Roney.

"Iya-iya, Beb. Kodenya jangan keras-keras dong. Iya aku ngerti, nanti kita mampir dulu kok ke hotel. Tapi, kerjain dulu PR aku dong, dikit lagi nih" oceh Roney.

Nadya menggerlingkan matanya dan menonjok perut Roney.

"Anj.. aduhhh"

Roney merintih sambil memegangi perutnya. Pria itu lupa kalo Nadya adalah atlet karate yang berkamuflase menjadi cewek cupu.

Elang tersenyum miring. Sedangkan Nadya meninggalkan Roney.

"Beb, mau kemana? Ini PRnya gimana?!" panggil Roney tanpa mengejar.

Nadya berjalan seolah tak mendengar panggilan Roney.

"Temen lo kapan-kapan ajakin ke ustadz" ucap Nadya sembari berjalan melewati Elang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BERONDONGWhere stories live. Discover now