53

493 30 8
                                    

Untung saja Elang menggunakan kacamata  minusnya. Sehingga dari jarak jauh pun Elang bisa melihat Melan yang sedang berdiri menghadapnya.

Elang melambaikan tangannya agar Melan mengetahui keberadaan dirinya. Detik ini Elang sangat  terburu-buru ingin mengejar Maya. Jadi Elang memutuskan untuk tidak menghampiri Melan.

Dalam genggaman Elang terdapat kunci mobil yang siap ia luncurkan lewat lantai agar bisa tiba di hadapan Melan tanpa harus dilempar.

"Kunci" gumam Elang tanpa suara.

Slurrr...

Kunci mobil tersebut meluncur dengan sempurna.

Setelah itu Elang kembali berbalik berlari dengan cepat. Elang harus bisa mengejar Maya. Dan Elang memastikan Maya akan segera pergi dari mall ini.

"Udah kek belut aja dia, licin bet susah dipegang" batin Elang seraya berlari.

Elang berlari menuju toilet wanita yang mana tempat tersebut adalah tempat Elang menemukan Maya setelah berlari mencarinya cukup lama. Yang sialnya, setelah menemukan  Maya Elang harus berbalik arah lagi untuk menitipkan kunci mobilnya pada Melan. Agar Elang bisa pulang berdua bersama Maya.

"Shit!"

Elang baru menyadari sesuatu,"Gimana masuknya?"

Itu toilet wanita. Bukan pria. Kecuali kalau Elang mau berubah menjadi waria, Elang pasti bisa memasuki ruangan khusus wanita tersebut.

Elang mendengus kesal. Ia sudah kehilangan jejak Maya. Tanpa kehilangan semangat, Elang menyusuri setiap sudut mall dengan langkah lebar. Karena kapan lagi ia bisa bertemu dengan Maya jika tidak dipaksakan?

Ngobrol via chat?

Jangan harap. Nomor whatsapp Elang saja di blokir oleh wanita berponi tersebut.

Dering dan getaran ponsel di celana pendek Elang menyadarkannya dari kebingungan yang sedang ia alami. Dengan decakan kesal ia mengangkat telepon tersebut.

Melan

"Iya kenapa Mel?" tanya Elang tanpa basa-basi.

Elang memposisikan dirinya mencari tempat yang tidak bising. Keramaian mall tersebut tidak bisa Elang hentikan dengan sekali bentakan untuk bisa berhenti dari berisiknya manusia-manusia gabut tersebut.

"Nyari Maya?"

"Iya. Kenapa?"

"Dia lagi bayar makan di resto..." ucapan Melan menggantung.

Elang dengan tidak sabar menyahuti kalimat Melan agar segera dituntaskan.

"Terus, teruss... hallo Mel?"

Elang berjalan cepat lagi sambil menyusuri setiap tempat makan yanga ada ditempat umum tersebut.

"Dia kayanya mau pulang deh. Sekarang lagi jalan ke lift. Masih di lantai dua kok"

"Oke, thanks"

Tanpa ragu, langkah Elang bergerak menuju lift.

"Dia sama cowok" ucap Melan kemudian mematikan panggilannya.

Persetan dengan cowok yang sedang bersama Maya. Yang Elang inginkan hanya bertemu dan berbicara dengan wanita itu. Lagian, kalau lelaki itu hanya seorang Toro, sekali sepak.. Maya terkuasai.

Elang kemudian melambatkan larinya. Karena seingat Elang, liftnya tidak jauh dari posisinya kini. Tidak ketinggalan lehernya yang memanjang sekaligus bergerak sana-sini agar tidak kelolosan sosok Maya.

BERONDONGWhere stories live. Discover now