60

108 10 2
                                    

"Lo niat kerja apa ngga si nyet?" tegur Elang pada Roney.

Sedangkan Roney sedang asyik bersama ponsel ditelinganya. Entah apa yang Roney bicarakan, tapi sesekali Roney tertawa disela pembicaraannya.

"Oke, siap! Bisa diatur Don. Time and place lo yang atur deh" ucap Roney tanpa mempedulikan Elang.

Elang melengos jengah. Kemudian berjalan cepat diremang-remangnya malam. Elang menyusuri bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan.

Terjun langsung ke lapangan di malam hari memang tidak efektif.

Sulit.

Tapi apadaya Elang yang berstatus pelajar hanya bisa menggunakan sisa waktunya yang sudah gelap. Namun, disela kegiatan sekolah, Elang tetap terhubung dengan bawahannya yang sedang dilapangan agar tidak ada yang teledor pada saat pengerjaan.

Bau rokok menggelitik Indra penciuman Elang. Untung saja bukan rokok lintingan yang bercampur menyan. Bau-baunya sudah lama tidak Elang hirup namun tidak asing di hidungnya.

"Kumat lagi Lo?" tanya Elang pada orang yang kini sedang menghisap rokoknya.

Roney mengangguk.

"Mau stop susah banget anjing" ucap Roney disertai kepulan asap dari mulut dan hidungnya.

"Cuma tahan berapa bulan doang gue. Mana si Nadya rewel banget. Makin stress gue kalo ga ada ni batang" lanjut Roney dengan santai.

Roney berjalan sambil mengoreksi apa yang perlu dievaluasi. Tangannya memegang pulpen dan kertas yang bergambar design yang tidak semua umat mengerti.

"Bisa ngilangin stress?" tanya Elang antusias.

Roney mengangguk lagi.

"Tapi gue ga ngerokok di depan Nadya. Di hajar abis-abisan ntar gue sama dia" jawab Roney.

"Kenapa?"

"Nanya mulu kaya monyetnya Dora" ketus Roney diselingi tawa ringan.

Mereka berdua berjalan santai. Sesekali mereka berdiskusi ketika ada yang janggal dan tidak pas dihati.

Rekan kerja, rekan hidup. Bisa serius, bisa bercanda. Itulah dunia. Harusnya bisa saling melengkapi. Tidak hanya menemani disaat tangan bisa mengangkat sebotol wine.

"Coba sini, gue pengen nyobain  ngisep rokoknya elo"

Roney mengernyit sedikit bingung dengan ucapan Elang. Apakah Elang sedang mengigau?

"Buat apa?"

"Nyobain"

Roney menyesap lagi rokok yang sisa setengah batangnya.

"Jangan. Ntar lo sesak nafas" Roney berucap dengan santai.

"Seisepan doang"

Roney berdecak,"Ngeyel. Gak ada ah, gak ada"

"Yaelah, Ron! Sekali doang" ucap Elang memelas.

Raut muka Elang sudah seperti bayi yang meminta susu. Namun, tidak Roney hiraukan.

"Nggak!"

"Ron..."

Roney mencebikkan bibirnya. Elang tak jauh beda dengan Nadya ternyata.

Tukang merajuk.

Tapi, merajuknya perempuan terlihat menggemaskan. Berbeda dengan Elang, ingin sekali Roney hempaskan lelaki yang kini sedang memegang lengannya.

"Lo mau rokok bekas gue?!" tegas Roney.

Walaupun Roney bajingan, namun ia tak pernah membuka pintu lebar untuk orang terdekatnya agar masuk mengikuti dirinya.

BERONDONGWhere stories live. Discover now