25

442 14 0
                                    

Elang menyandarkan punggungnya di mobil mewah miliknya. Elang sedang menunggu seseorang. Setelah mengantarkan Roney ke sekolah, Elang langsung pergi lagi tanpa menginjakkan kaki ke sekolah. Elang putar balik untuk menjemput Rere.

Kemauan Rere selalu dituruti Elang. Seperti sekarang, Elang rela menjemput Rere di hotel mewah Arrabella. Padahal, dari sekolahnya menempuh waktu sekitar satu jam ditambah macetnya.

Elang melirik arlojinya. Hari sudah akan hampir habis setengahnya. Dari cahaya matahari pun sangat terasa sedikit menyengat.

Sedikit kesal menunggu Rere yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Elang melepas kacamatanya. Matanya menyipit untuk melihat wanita yang keluar dari arah pintu hotel. Apakah itu wanitanya atau bukan.

Sudah banyak segerombolan wanita dan ibu-ibu sosialita yang lewat sambil mencuri pandang pada Elang. Bahkan, ada yang menampakkan wajah bingung sambil terus memandangi Elang. Mungkin, dari penampilan baju Elang yang menggunakan seragam OSIS SMA.

Seorang wanita dengan setelan casual melambaikan tangannya dari jauh. Elang menyipitkan lagi kedua matanya. Wanitanya menghampiri Elang dengan sedikit berlari. Rambut yang diikat ekor kuda bergerak-gerak seiring kaki melangkah.

Elang tersenyum.

"Maaf yang, lama" rengek Rere sambil memeluk tangan Elang.

"Gapapa, aku juga baru dateng" bohong Elang.

Lengan Elang yang basah dalam pelukan Rere menjadi bukti bahwa Elang berbohong.

"Maaf" ucap Rere manja. Bibirnya manyun tanda penyesalan.

"Udah ah, ayo" ajak Elang sambil mencubit hidung Rere.

Rere mengangguk gemas. Elang memasangkan kacamatanya pada Rere.

"Biar gak jelalatan" ucap Elang.

Rere hanya tersenyum kecut dibalik punggung Elang yang sedang berjalan menuju pintu mobil.

Rere sedikit takut bila Elang menanyakan segala hal yang berkaitan tentangnya. Termasuk siang ini, Rere yang keluar dari hotel mewah. Tidak ada pertanyaan dari mulut Elang kenapa dirinya ada dihotel tersebut.

Rere membuka pintu mobil Elang dan masuk. Tidak lupa Rere memasang seatbelt. Rere sedikit gelisah duduk disamping Elang. Perasaannya tak tenang, takut pertanyaan yang ditakutkan Rere tiba-tiba terlontar dari bibir Elang.

Elang melepas kancing baju seragamnya. Hendak menggantinya dengan kaos hitam yang ia selalu dia bawa dibelakang mobilnya.

"Kok kamu ada dihotel ini Re?" tanya Elang sambil melepas seragamnya.

"Damn!" Rere memaki dalam hati.

Tidak mungkin Rere menjawab dengan jujur bahwa dirinya baru selesai melayani pelanggan.

Rere sengaja mengajak Elang pergi keluar dan menyuruh Elang menjemputnya di hotel Arabella. Karena, Rere sangat yakin. Setelah melayani pelanggannya, Rere akan ditinggal sendirian didalam kamar hotel dengan sejumlah uang.

Sang pembeli tubuh Rere, sudah pergi disaat Rere masih tertidur. Jika hotelnya dekat, pasti Maya yang akan menjemputnya. Walaupun menjemputnya menggunakan motor matic pinjaman dari tetangga kontrakan Maya.

Namun sayang, hotelnya sangat jauh. Rere pun tidak mengetahui Maya ada dimana. Sudah beberapa minggu ini yang menempati kontrakan Maya adalah Rere.

Rere memutar otaknya mencari jawaban. Saat matanya tidak sengaja melihat perut datar Elang. Rere bereaksi.

"Yang? Perut kamu kenapa?" Rere mendekat kearah Elang.

Tangannya menyentuh perut Elang yang terdapat luka yang sudah mengering. Elang melepas kembali kaosnya yang sudah masuk sampai siku.

BERONDONGWhere stories live. Discover now