20

485 20 1
                                    

Elang menikmati sentuhan hangatnya sinar mentari yang menyorot wajahnya. Tubuhnya yang hanya dibalut celana boxer gambar bendera USA kesayangannya menampilkan perutnya yang dihiasi luka bakar.

Elang membuka jendela tanpa tertutup tirai satu persatu. Sang penghuni kamar sepertinya lupa tidak menutup tirai yang seharusnya terpasang sejak tadi malam.

Elang bergidik ngeri membayangkan hal-hal horror yang kemungkinan terjadi ditengah malam tanpa penutup jendela.

Kalo gue mah parno, malem-malem ada yang ngintip dijendela, hiiihh.

Elang tidak sedang berada dikamarnya. Namun, dikamar Maya. Niat Elang ingin mengecek keberadaan Maya. Apakah Maya ada dikamarnya atau diam-diam kabur? Elang sedikit curiga karena Maya tidak membangunkannya pagi ini.

Elang termenung dengan sedikit penyesalan. Menyesal karena baru tahu kalau di kamar bawah lebih menawan. Semburat cahaya matahari menelusup masuk dengan leluasa. Satu lagi, karena Elang tidak membawa ponselnya.

Elang teringat dengan trend foto yang sedang viral di internet. Selfie dengan bantuan efek cahaya matahari. Lumayan, untuk menambah followersnya di Instagram.

"Nah, itu nganggur" Elang bergumam sendiri saat melihat ponsel Maya tergeletak disampingnya.

Elang menggelengkan kepalanya sambil berjalan. Pose Maya yang tertidur setengah tengkurap tanpa dialasi bantal. Wajahnya tertutup rambutnya yang terurai.

Maya tidur masih dengan baju yang dipakainya waktu keluar menemui kliennya. Untung saja tidak menggunakan dress selutut. Kalau tidak, paha Maya tersuguhkan gratis untuk mata Elang.

"Loh, gak di password?" ucap Elang pelan.

Ponsel Maya langsung terakses ke menu utama. Tema yang digunakan pun masih setelan pabrik. Benar-benar membosankan menurut Elang. Wallpapernya pun benar-benar default setelan ponsel.

"Biar gak monoton" gumam Elang.

Elang mengambil foto Maya dalam keadaan tertidur. Dalam hitungan detik, wallpaper utama ponsel Maya berubah menjadi foto Maya sendiri yang baru saja diambil Elang.

"Giliran gue" Elang berjalan mendekati jendela.

"Hmmm. Perfect" puji Elang pada dirinya saat foto yang terpampang dikamera sangat memuaskan.

Udah terlanjur ganteng sih, wkwk. Gaya apa aja tetep cakep.

Elang mengambil beberapa foto dengan berbagai pose. Mulai dari gaya cool, gaya eye flirting, sampai foto terakhirnya Elang mengambil fotonya dengan Maya yang sedang terlelap.

Lagi-lagi Elang terkekeh, walaupun jaraknya jauh, namun Maya tertangkap sempurna full body dalam kamera. Tubuh Maya terlihat lebih kecil, karena Elang memotretnya dari jarak yang lumayan jauh. Sehingga, muat dalam layar kamera ponsel.

"Ngiler-ngiler dah loe May, liat foto nakednya gue" Elang kemudian melempar ponsel Maya ke springbed.

Rupanya Elang memasang fotonya sebagai wallpaper layar kunci di ponsel Maya. Elang hanya iseng, ingin menjahili Maya. Karena sangat menyenangkan melihat Maya dengan raut dongkolnya dan bibir merconnya.

"Woyy, bangun!" Elang menarik selimut yang tertindih dibawah tubuh Maya.

"Ishh, gajah apa kudanil ni orang" omel Elang setelah berusaha menarik selimut yang tertindih tubuh Maya.

Bukannya bangun, Maya justru hanya menggeserkan tubuhnya ketepi ranjang. Membiarkan Elang menarik selimutnya dengan mudah.

"Woii, lo ngiler tuh, sprei nyampe basah gitu" bohong Elang dengan suara keras. Berharap Maya bangun dari tidurnya.

BERONDONGWhere stories live. Discover now