40

251 12 0
                                    

"Ron?" Elang menggoyangkan bahu Roney yang sedang duduk anteng. Kedua tangannya menopang dagunya dan bertumpu pada meja dengan kedua sikunya.

"Hem?" Roney hanya berdehem dengan pandangan masih menatap ke depan.

Elang yang melihat Roney seperti itu pun heran. Biasanya Roney akan tertidur jika pelajarannya terasa membosankan. Khususnya pada saat pelajaran Pak Dayat yang sedang mengajar sekarang ini.

"Kayanya mending lo tidur aja deh, daripada bengong gitu" saran Elang dengan suara setengah berbisik.

"Gue lagi merhatiin Babe Dayat" jawab Roney singkat. Elang tidak percaya begitu saja. Tidak biasanya Roney begini. Macam wanita yang baru kedatangan tamu bulanannya.

"Merhatiin? Jelas-jelas lo bengong gitu" Elang menyandarkan punggungnya di kursi agar bisa duduk lebih santai.

Elang mengedarkan netranya melihat teman-temannya yang sudah terlihat gabut dan bosan mendengar ocehan Pak Dayat.  Hanya Bono sang ketua kelas yang setia duduk tegap dengan khidmat mendengarkan.

"Taukan?" tanya Elang tidak jelas.

"Apa?" tingkah Roney persis seperti perempuan yang sedang merajuk. Elang semakin penasaran dengan kondisi Roney. Pasti ada yang tidak beres dalam diri Roney. Kesurupan cewek putih, tinggi, rambut panjang, jago terbang misalnya. Elang sendiri bergidik merinding membayangkannya.

"Sekolah ini bekas kuburan" bisik Elang agar semakin horror.

"Oh" hanya dua suku kata yang keluar dari moncong Roney.

Kurang ajar, boss sendiri dicuekin

Elang menggerlingkan matanya. Seharusnya Elang membiarkan Roney saja. Tapi, Elang tidak bisa begitu. Sebagai kawan sekaligus boss yang baik hati, Elang khawatir Roney tertekan oleh masalah yang berujung melakukan hal yang tidak-tidak.

"Mi? Syutt!" ucap Elang hati-hati pada  Ummi-teman sekelasnya. Lebih tepatnya tetangga samping tempat duduknya.

Ummi yang berpenampilan tertutup alias berhijab hanya menyatukan alisnya tanpa bicara.

"Siniiii!!" Elang menggerakkan tangannya mengode agar Ummi menyondongakan kepalanya untuk mendengarkan bisikan Elang.

"Ngapain sih?" tanya Ummi tanpa suara.

"Buruan, penting!" jawab Elang komat-kamit.

Ummi pun dengan berat hati melakukan titahan Elang.

"Elo punya buku Yasin gak?" bisik Elang. Ummi berfikir sejenak memastikan pendengarannya tidak salah dengar.

"Buat apa?"

"Itu tuh, si Roney udah kek kesambet tuyul piaraannya" jelas Elang dengan suara yang hati-hati.

Ummi menoyor kepala Elang "Ngadi-ngadi lu perkutut"

Ummi mencebikkan bibirnya. Tubuhnya ia posisikan seperti semula.  Elang pun sama, usahanya tidak berhasil kali ini.

Elang menggigiti ujung pulpennya. Posisi duduknya sangat mencerminkan aura bossy-nya. Kakinya yang terangkat satu dan menumpang kepahanya, ia goyang-goyangkan sembari berfikir.

"Ron, minta rokok lo satu" Elang berkata pelan disamping telinga Roney.

Roney menoleh "Mau nyebat lo?"

Sukses! Roney akhirnya teralihkan. Elang hanya memancing saja. Tidak berniat untuk mengisi paru-parunya dengan nikotin tersebut.

"Mau ngikut gak?" tawar Elang.

BERONDONGWhere stories live. Discover now