66

96 9 8
                                    

Berulang kali Roney menoleh memastikan Elang mau membuka mulutnya atau tidak. Sedari masuk kelas, Elang hanya diam seribu bahasa tanpa semangat.

Muka Elang yang biasanya bersih, putih tanpa jerawat itupun terlihat berbeda. Ada luka biru, merah bahkan lecet yang mengering.

Roney sebagai bawahan serta sohib dekatnya tentu tidak mau tinggal diam membiarkan bosnya itu kalut.

"Lang? Lo kenapa dah? Lo habis berantem sama siapa?"

Elang hanya menoleh sebentar lalu melamun lagi. Diamnya Elang tampak tenang. Namun, siapa yang tahu isi kepalanya jedar-jedor memikirkan masalah yang terjadi.

"Cape gue nanya gitu mulu dari tadi" gumam Roney sambil menggigiti ujung penanya.

"Kunci mobil mana?"

"Hah?"

"Dongo"

"Buruan"

"Apaan?"

"Kunci mobil setan"

Roney mengangguk-angguk mengerti setelah beberapa kali mendapat kata-kata mutiara dari Elang.

"Makanya ngomongnya jangan bisik-bisik" omel Roney dengan suara yang lumayan keras.

Elang hanya melengos sembari mengambil kunci mobilnya.

"Mau cabut ke mana lo?"

"Bukan urusan lo"

Pletak!

"Ahh! Monyet!"

Roney mengelus-elus kepalanya. Pena berwarna ungu muda mendarat di kepala batunya. Lemparan jitu dari kursi belakang sukses membuat seisi kelas menoleh pada Roney.

"Ada apa?"

"Roney bawel banget dari tadi pak!" teriak siswi cantik dari belakang.

Elang diam tanpa bersuara. Mimik mukanya pun tetap datar, tidak ada perubahan sama sekali.

"Gak ada kapok-kapoknya ya kamu, Roney!" tegur guru tersebut dengan tegas.

"Cepu banget, Belatung" desis Roney kepada siswi cantik tadi yang bernama Bela.

"Pak! Ijin ke toilet sebentar"

Roney menoleh.

"Mau kemana lo, Lang?" tanya Roney pelan.

Roney tidak menghiraukan teguran dari sang guru. Ia malah tertarik dengan Elang yang meminta ijin ke toilet. Roney bisa memastikan, tujuan Elang bukan untuk mengeluarkan air seninya.

Tujuan Elang seperti biasa, ke toilet belok sedikit, mentok gerbang akhirnya kabur tanpa jejak.

"Berak" cetus Elang.

"Ikut!"

Roney ikutan berdiri ketika Elang hendak meninggalkan bangkunya.

"Mau kemana kamu, Roney?!" tegur sang guru lagi.

Roney menggaruk tengkuknya. Sedangkan Elang sudah hilang dari ruangan. Sudah menjadi nasibnya Roney bekerja untuk Elang. Hingga tas dan kaos kaki Elang yang berada di kolong meja pun harus Roney jinjing.

"A..anuu pak, mau ke toilet juga" jawab Roney disertai cengiran.

"Duduk lagi!"

"Baik, Pak" jawab Roney pasrah.

"Rasain, huh" desis Bela dari belakang.

"Kenapa tidak dari tadi ke toiletnya, Roney?"

"Pengennya sekarang, Pak"

BERONDONGWhere stories live. Discover now