22

432 15 0
                                    

"Ron, nanti malem elo bantuin Nadia" titah  Elang.

"Loh, kok gue?" Roney tidak terima.

Roney menghabiskan minuman kalengnya dan membuangnya sembarang.

"Roney!! Buang sampah sembarangan lu ye!" teriak Bu kantin memarahi Roney.

Suara kaleng yang Roney lempar terdengar nyaring sampai ke telinga Bu Fani. Kebiasaan Roney memang, Bu Fani sampai hafal diluar kepala. Kalau ada suara kaleng yang jatuh pasti Roney pelakunya.

"Kaga Bu, Elang ngagetin noh. Jadi jatoh deh" sahut Roney sambil memungut kaleng yang tadi ia buang.

"Alesan mulu. Lagian elu berdua, ngapain sore begini belom pada pulang?" tanya Bu Fani.

"Tiga ratus enam delapan..." Bu Fani sedang menghitung uang hasil jualannya. Sesekali membasahi jarinya agar mudah menghitungnya.

"Nenenin ibu dong" jawab Roney disertai cengiran.

Bu Fani menghentikan hitungannya. Telinganya tidak mungkin salah dengar. Jaraknya dengan Roney dan Elang hanya terhalang satu bangku saja.

Elang hanya tertawa kecil sambil mengaduk-aduk es tehnya.

"Coba ulang sekali lagi" ancam Bu Fani sambil menodongkan pisau.

"Ampun, Bu. Typo" Roney menangkupkan kedua tangannya tepat diwajahnya.

Roney kemudian tertawa.

"N sama M deketan sih. Coba deh dijauhin. Nanti jadi rindu" lanjut Roney diakhiri tawa lagi.

Bu Fani menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gak tangan, gak mulut. Perlu diiket ya, Ron" sindir Bu Fani.

Bu Fani mengamati gerak-gerik Roney.

"Iket pake..." ucapan Roney menggantung.

"Ron, oiii! Tas Elang bukan tempat sampah, bocah!" teriak Bu Fani mencegah aksi jahil Roney.

Roney membuka resleting tas Elang diam-diam yang berada disampingnya. Sampah kaleng milik Roney hendak dimasukkan kedalam tas Elang.Namun, Elang tidak menyadari karena sibuk dengan ponselnya.

Roney bergerak kaku.

"Aarghh! Lupa lagi kan" Bu Fani kembali menghitung uangnya.

"Hee..." Roney nyengir saat Elang mengambil cepat tasnya dari samping Roney.

Elang hanya mendelik.

"Kurang kerjaan. Makan sekalian. Sampah makan sampah" gumam Elang.

"Hadiah buat elo" ucap Roney.

"Dalam rangka apa?"

"Elo ngejebak gue"

"Apasih?" Elang mengernyit tidak mengerti.

"Kenapa gue harus join bareng Nadia?" keluh Roney tidak terima.

Elang mencebikkan bibirnya.

"Kalau gue suruh si Bagas, yang ada Nadia nanti overdosis gombalan recehnya si Bagas" jelas Elang.

"Ya, tapi gue gak harus sama si Gendut bermata empat itu  juga kali, Lang" tawar Roney melas.

Roney sungguh berat hati jika harus bekerja sama dengan Nadia. Perawakan Nadia yang gendut dan berkacamata. Namun, memiliki kulit putih berlesung di pipi tembemnya.

Tidak hanya itu. Nadia juga terkesan sedikit bicara. Berbeda dengan Roney yang sering melawak.

"Sambel ada didepan gue, Ron" kode Elang.

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang