TAR~46

28 11 65
                                    

Jika saja egoisku setelahnya mampu membuat hatimu baik-baik saja. Sudah aku pastikan, bahwa aku akan memprioritaskan setiap egoisku hanya demi bersisih denganmu.
_____________________________________



Bonne Lecture💐😘


Cup!

Deva membulatkan kedua matanya. Ia sangat terkejut akan tindakan yang dilakukan Rama kepadanya.

Namun, disisi lain ia juga merasa lega. Bahwa ternyata Rama tidak melakukan sesuatu hal yang ada dibenaknya.

'Uhh malu banget guee!!'

Pipi Deva bersemu merah. Deva sangat malu sekarang. Ada apa dengan fikirannya ini? Kenapa mendadak kotor seperti ini sih?

'Tenggelamkan Deva tolong!! Hiks..!'

Rama menarik sudut bibirnya ketika melihat gadisnya merasa malu.

Ya, sebenarnya Rama ingin mengecup bibir mungil berwarna pink alami milik Deva itu. Tapi sebelum itu terjadi gadisnya sudah menolaknya terlebih dahulu. Dan ia tidak bisa memaksanya. Akhirnya Rama menahan keinginannya dan lebih memilih mencium dagu kekasih mungilnya itu.

Rama menyeringai, berniat untuk menggoda Deva yang sedari tadi menunduk karena malu.

" Kenapa? Berharap aku cium dibibir ya? " tanya Rama tengil dengan menaik turunkan kedua alis tebalnya.
Deva yang mendengar pertanyaan gila Rama langsung menatap nyalang Rama. Bisa-bisanya Rama ini berkata seperti itu dengan santai dan-

Tengil lagi. Ingin rasanya Deva melakban mulut Rama.

Rama yang mendapat ancaman maut dari sorot mata Deva pun segera mencari cara untuk menjinakkan Deva kembali.

Rama memindahkan posisi Deva untuk bersandar pada pohon yang sebelumnya ia jadikan sandaran.

Kemudian meluruskan kaki Deva. Dan meletakkan kepalanya dipaha Deva. Cowok itu memposisikannya senyaman mungkin.

Lagi-lagi Deva dibuat terkejut oleh sikap Rama. Walaupun hal itu bukan pertama kalinya buat Deva, tapi Deva masih merasa sedikit malu jika dilihat oleh orang-orang yang berlalu lalang.

Rama sering bermanja menidurkan kepalanya dipaha Deva seperti anak kecil kepada ibunya.

Walaupun hal itu sering Rama lakukan, namun masih bisa membuat Deva malu.

Lalu Rama mengambil tangan kanan Deva dan meletakkannya diatas kepalanya. Kemudian menuntun jari-jari mungil Deva untuk menyisir rambutnya. Sesekali ia menuntunnya untuk mengelus dahi hingga bagian kepala belakangnya.

Setelah dirasa Deva bisa melakukannya tanpa harus dituntun olehnya. Rama mengambil tangan Deva yang sebelah kiri untuk kemudian ia genggam.

Rama meletakkan tangan Deva yang berada digenggamannya itu dipipinya.

Deva melihat kebawah menatap Rama yang memejamkan matanya seakan menikmati apa yang telah ia lakukan padanya.

'Manja banget sih kamu kak, tapi aku suka kok hihi' Deva terkikik sendiri melihat betapa manjanya seorang Rama Arizky Agustiar ini.

" Deva " panggil Rama pelan.

" Hmm " Deva menoleh ke bawah menatap Rama tepat dimanik coklat tajamnya.

" Aku sayang kamu "

" Heh?! " Deva menghentikkan aktifitas tangannya.

" Hei kenapa berhenti? Lanjutkan! " titah Rama.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now