TAR~16

87 40 45
                                    

Boleh saja merasa sayang. Asal tidak menutup mata juga!
______________________________________



Bonne lecture😘💐


Sore ini ada jadwal basket bagi yang mengikuti ekskul nya.

Deva sengaja bawa baju ganti dari rumah dan diletakkan dijok motornya. Tujuannya supaya ia tidak terlalu capek bolak balik dari sekolah kerumah lalu kembali ke sekolah, hanya menyita waktunya saja. Pikirnya.

Deva termenung di pinggir lapangan sendirian, sambil menatap beberapa siswa yang baru pulang. Temannya Liyan sudah pulang bersama Romi.

Akhir-akhir ini Deva sering melamun mengingat beberapa kejadian bersama Rama.

Sepertinya ia mulai menyukai sosok cowok yang bersifat dingin, datar, berkata bila penting, dan bertanya bila perlu, satu hal lagi yang selalu membuat Deva geli, ia sangat menyukai tatapan teduh dari mata coklat milik Rama.

Bagaimana tidak? Tatapan yang membuat ia nyaman walau tatapan itu selalu membuat darahnya berdesir cepat.

Padahal baru beberapa minggu ia mengenalnya.

'Arrgh kenapa gue bisa secepet ini menyukai cowo,' Deva segera mengenyahkan lamunan tentang Rama dari pikirannya.

Deva beralih menatap coach Imam dengan cowok tegap disebelahnya. Dan itu adalah Rama. Cowok yang terus berlarian tanpa lelah diotak Deva.

'Kenapa dia sama coach Imam?'

Prriiit!

Seluruh siswa yang mengikuti ekskul basket berkumpul ditengah lapangan basket, setelah mendengar pluit yang ditiup oleh coach Imam tadi.

" Anak-anak kita kedatangan anggota baru. Dan mulai hari ini dia akan menjadi bagian dari tim basket kita, perkenalkan dirimu! " coach Imam menyuruh Rama untuk memperkenalkan dirinya dan diangguki oleh Rama.

" Gue Rama. Semoga kalian nerima gue di tim basket Taruna Wijaya ini " Rama memperkenalkan dirinya dengan singkat.

Banyak yang menatap kagum pada cowok pemilik mata coklat itu. Apalagi yang cewek, hedeeeh membuat hati Deva panas karena terus berbisik memuji ketampanan Rama. Hareudang woiy!!!

" Wellcome bro! " ucap Galan sambil memberi uluran tangan dan dijabat oleh Rama.

" Gue Galan! " ketika mereka berdua berjabat tangan Galan mencoba mengenalkan dirinya.

" Rama! " dan dijawab Rama sambil memberi senyuman tipis, tipis sekali yang hanya diketahui oleh Galan.

" Kok gue ga pernah liat lo disini, anak kelas berapa lo? "

" Baru pindahan 2 minggu lalu, kelas XI IPA 1 " jawabnya.

Galan hanya ber oh-ria saja.

Dari awal coach Imam memperkenalkan Rama hingga game dimulai pun Rama terus menatap Deva yang rambutnya hanya diikat asal, memberikan kesan lucu buat Rama. Ingin ia menjepit hidung Deva seperti biasanya namun ia tahan karena Rama tengah menggoda Deva dengan membuatnya salah tingkah.

" De, dari tadi tuh cowok ngeliatin elo deh kayaknya! " ucap Rara.

" Eh,, eng-nggak kok, bukan gue yang ditatap. " bela Deva sedikit gugup.

" Gue merhatiin dari tadi dia natapnya ke elo terus tuh! "

Prriitt!

" Ayo sekarang timnya Deva melawan tim Dita " pluit coach Imam sangat menolong Deva dari ucapan-ucapan Rara yang makin membuatnya salah tingkah.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now