TAR~28

49 15 39
                                    

Jadi, jatuh cinta itu se-menyenangkan ini?
____________________________________

Bonne Lecture😘💐


Setelah lumayan jauh Rama membalikkan badannya untuk melihat apakah pria tersebut masih mengejarnya atau sudah tidak lagi.

Ia pun menghembuskan nafas lega.

Fiuuh!

" Udah-udah! Dia nggak ngejar lagi! " ujar Rama.

Mereka pun berhenti. Mendudukkan pantatnya di atas pasir tanpa melihat kanan kiri.

" Haduh huh huh a-aku capek banget kak! " keluh Deva dengan nafas tersenggalnya.

" Hahah!! " sedangkan Rama malah menertawakan Deva.

'Eh! Dia ketawa? Kenapa?

" Huh.. huh.. kok kakak malah ketawa sih? Huh.. apanya yang lucu huh? " tanya Deva mengernyitkan keningnya heran.

" Sepertinya yang tadi itu orang gila De! Gokilnya, dia anggep kamu anaknya?!! " tawa Rama semakin meledak ketika mengingat pria gila yang berlari ingin memeluk Deva sambil berteriak bahwa Deva itu adalah anaknya.

Bukannya marah Deva malah ikutan tertawa jika mengingat kejadian beberapa menit lalu.

Tawa mereka pecah bersama hingga Deva rebahan diatas pasir seraya memegangi perutnya yang terasa menggelitik itu.

" Aduh aduh bener tuh orang ya, hahaa! " kata Deva dan kembali tertawa.

" Aduh kak aku lemeees! " keluh Deva karena sedari tadi ia tidak berhenti menertawakan dirinya dan orang gila tersebut. Hingga Deva menitikkan air matanya karena terlalu berlebihan tertawa.

Melihat Deva yang tak kunjung reda ketawanya. Rama mengelap cairan bening dipipi Deva.

" Udah jangan ketawa lagi! Liat deh kamu sampe keluar air mata! " ujar Rama sambil membelai lembut pipi Deva.

Tawa Deva malah semakin menjadi ketika mengingat orang gila yang akan memeluk dirinya tadi. " Haha inget gak kakak wajah orang gila itu tadi? Lucu bangeeet " tawa Deva kembali meledak.

Deva tidak menyadari bahwa Rama sudah diam dan menatapinya yang sedang terpingkal-pingkal.

'Dia sangat menggemaskan ketika tertawa lepas seperti ini' Rama

" Bagaimana bisa cobak aku ini anaknya. Dasar orgil jaman now hahaha " Deva bertanya pada dirinya sendiri.

" Sepertinya emang kamu anak orang gila itu " tukas Rama watados.

Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Rama. Deva langsung terdiam. Menatap sengit kearah Rama.

" Apa kamu bilang? " sewot Deva tidak terima jika ia dikatai anak orang gila.

" Kamu dari tadi ketawa sendiri, ngomong sendiri, kan udah pantes tuh jadii.. " Rama menggantung ucapannya, lalu melirik Deva.

" Jadi apa? " tanya Deva ketus.

Rama yang gelagapan melihat ada genderang perang antara dirinya dengan Deva pun mulai mencari cara untuk menghindarinya.

" Eh lihat tuh, mataharinya udah turun! " elak Rama.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Te Amo RamaWhere stories live. Discover now