TAR~17

81 39 112
                                    

Apakah hatiku akan menerima cinta yang mulai tumbuh ini?
______________________________________


Bonne lecture😘💐


Suasana makin mencekam ketika sosok pria bermata yang hampir menyerupai elang. Sangat tajam  itu memasuki kelas dengan tatapan lurus kedepan tanpa melirik kanan kiri. Ada seorang siswa asing yang mengikuti langkah guru killer tersebut hingga ke depan kelas.

" Maaf mengganggu waktunya sebentar. Disini saya membawa teman baru kalian dikelas ini. Dia adalah salah satu siswa yang tinggal kelas karena dia sangat nakal dulunya. Hingga ia terpaksa harus tinggal kelas " sarkas Pak Budi melirik siswa disebelahnya dengan mata elangnya.

" Ayo perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu dan jangan buat keributan! " peringat Pak Budi.

Siswa itu hanya mengangguk paham.

Setelahnya Pak Budi berpamitan dan meninggalkan kelas X IPA 2. Siswa asing itu mulai memperkenalkan dirinya.

" Perkenalkan nama gue Raka Bachtiar Refrendi. Apa yang dibicarakan Pak Budi tadi emang bener. Gue tinggal kelas karena gue bandel. So, semoga kalian mau dan betah berteman sama gue. " Seluruh isi kelas mengangguk paham.

Raka langsung berjalan menuju bangku kosong disebelah Mario.

" Tolol lo! Kok bisanya tinggal kelas " ternyata Mario sudah lebih kenal dulu dengan Raka.

" Karena gue sayang Pak Budi " jawab Raka asal. Mereka berdua tertawa mengisi ruangan yang tadinya hening.

Setelah beberapa hari kelas X IPA 2 melakukan KBM bersama teman baru mereka yaitu Raka. Raka mulai berbuat ulah kembali. Ya memang dari awal ia menjadi murid kelas X IPA 2 sudah menunjukkan betapa bandelnya dirinya.

Banyak yang merasa heran, kenapa anak yang tinggal kelas dan bandel seperti Raka harus diletakkan ke kelas X IPA 2, yang notabenya adalah kelas horang pintar.

Namun yang kali ini kebangetan. Ia membuat salah seorang siswi menangis karena bukunya dibuat basah oleh Raka.

Karena alasan itulah yang membuat Deva harus pindah bangku untuk menggantikan siswi yang menjadi korban Raka. Kemungkinan setelah itu Deva yang dijadikan korban jailnya.

Benar saja. Baru beberapa menit Bu Yuni menyuruh Deva pindah bangku Raka sudah mengganggu Deva. Raka menggoyang-goyangkan bangku Deva hingga membuat wajah sang empu memerah menahan emosi. Kalo saja yang sedang menjelaskan materi didepan bukan Bu Yuni. Mungkin Deva sudah memaki maki Raka.

Singkat cerita,

Saat itu kelas Deva lagi jamkos. Raka yang notabenya anak bandel pun tidak menyia-nyiakan waktunya untuk  mengganggu Deva. Raka duduk dibangku samping Deva, kemudian bertumpu tangan dimeja menghadap ke Deva. Deva yang merasa dipandangi terus menerus mulai tidak nyaman.

" Kenalin gue Raka! " Ujar Raka sambil mengulurkan tangan kanannya.

Dengan senang hati Deva mengabaikan makhluk tidak jelas disampingnya ini. Jelas dia sudah berkenalan dengan seisi kelas minggu lalu.

Tidak ada yang menyadari sedari tadi ada sepasang mata mengawasi mereka.

" Heh, lo tuli ya? Diajak ngomong gak ada jawab sama sekali. " lagi-lagi Deva tidak menanggapinya.

Akhirnya Raka punya ide gila " Lo bakal gue cium kalo ga nanggapin gue kali ini! " Raka menyeringai penuh kemenengan ketika melihat gerak gerik Deva yang semakin merasa tidak nyaman dan jangan lupakan, kini keringat dingin telah jatuh dari pelipis Deva.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now