TAR~43

49 18 43
                                    

Untuk menjaga bunga mawar dan terus menggenggamnya terkadang memang kita harus sedikit rela merasakan sakit. Karena beberapa dari orang yang mencoba membuka genggamannya itu, mampu menghalalkan segala cara. Bisa saja, jari kita yang akan ia patahkan. Tidak akan ada yang tau tentang hal itu?!
___________________________________

Bonne Lecture😘💐


Keesokan harinya..

Kelas Rama dan Aji kebetulan lagi jam kosong. Guru yang mengajar dikelas mereka entah kemana, belum kelihatan batang hidungnya. Hal itu dijadikan kesempatan bagi Aji untuk mengintrogasi Rama.

" Katakan! Lo sama Praga kemarin ada apa? " tanya Aji mulai mengintrogasi Rama.

Fiuuh!

Rama membuang nafasnya perlahan.

" Masih belom ilang penasarannya? " kekeh Rama tipis.

" Gue butuh penjelasan Ram! Ini menyangkut lo! Temen gue! Bahkan udah jadi sahabat gue sekarang! "

" Dia pengen gue ngelepas Deva " ucap Rama akhirnya dengan mengetukkan jari telunjuknya dimeja.

" Lo mau? " tanya Aji polos, sontak mendapat toyoran dari Rama.

Pletakk!!

Aji mengusap kepalanya yang nyeri akibat ulah Rama.

" Jangan bego deh Ji! Lo tau gue sesayang apa ke Deva! " ucap Rama lalu terkekeh pelan.

" Jadi karena itu lo ribut sama Praga kemaren? " Rama menggelengkan kepala.

" Terus apa? " tanya Aji lagi mulai tak sabaran.

" Yang bikin gue emosi, ketika dia bilang mau ngrasain Deva sebelum Yanto! " Rama memejamkan matanya ketika mengatakan pernyataannya, yang tentu saja mendapat respon kaget dari Aji.

" Shitt!! " umpat Rama ketika mengingat kembali kata-kata yang selalu membuat dadanya membuncah karena emosi.

Aji mengepalkan kedua tangannya. Meninjukan tangan kanannya ke meja bangku yang berada didepannya.

Tak kalah emosinya dengan Rama yang berada disebelahnya.

Bagaimana pun Deva si bocah kecil kesayangannya itu telah ia anggap sebagai adik kandungnya. Jadi mana mungkin ia tidak ikut emosi bila ada yang merendahkan Deva? Apalagi itu menyangkut harga dirinya.

Huuh!! Rasanya Aji ingin memarut bibir tak sopan itu sekarang juga.

Ternyata firasat Aji selama ini benar.
Bahwa Yanto bukanlah cowok baik-baik.

Apalagi ketika ia melihat tatapan lapar dari Yanto yang ditujukan ke Deva. Hal itu sudah membuktikan  bahwa Yanto akan melakukan sesuatu yang aneh. Dan dirinya sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi.

Maka dari itu, sebelumnya Aji memperingati Deva supaya tidak pernah lagi mempertemukan Rama dengan Yanto, apalagi diri Deva sendiri.

Tapi, bukannya Yanto yang telah diduga oleh Aji, malah Praga yang tidak ada sama sekali dalam benak Aji.

Dan fakta yang lebih mengejutkan lagi adalah Yanto yang ternyata sepupu Praga.

Praga menginginkan Deva karena ia tau, bahwa sudah lama Deva menjadi incaran Yanto. Terlebih ketika ia melihat wajah manis Deva yang menggemaskan, itu membuat ia lebih semangat untuk menjadikan Deva kekasihnya.

Tidak ada yang tau lebih jelas lagi, kenapa Praga sampai melakukan hal itu.

Flashback Off.

Te Amo RamaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora