TAR~32

57 16 38
                                    

Bila cinta yang memilih.
Aku bisa apa?
____________________________________



Bonne Lecture😘💐


Rama tengah menunggu Deva didekat ruang perpustakaan.

Sebelumnya mereka berdua telah berjanjian untuk pulang sekolah bersama.

Melihat Deva dan Liyan sudah keluar dari kelasnya. Rama beranjak untuk menghampiri Deva.

" Wah cuacanya lagi bagus! " kata Deva sambil meletakkan telapak tangannya dibawah air yang jatuh dari langit.

" Lah, si bego! Lagi hujan dibilang cuacanya bagus!! " cibir Liyan.

" Gue mah mensyukuri kenikmatan yang diberi Tuhan! " jawab Deva dengan sedikit mengejek Liyan.

" Yaya suka-suka lo deh ya, yang katanya perempuan penikmat hujan! " celetuk Liyan dan Deva terkekeh dengan percakapan mereka.

" Wah, yang mulia raja lo datang tuh. Kasian bakal gak di ijinin main hujan deh. Huhuu!! " ejek Liyan sambil meletakkan kedua tangannya kepipi seperti anak kecil yang menangis.

" Lo resek kalo lagi jomblo! " balas Deva telak!

" Sepat!! " Liyan mengumpati Deva.

Rama menghentikkan langkahnya ketika sudah berada tepat didepan Deva.

" Pulangnya nunggu hujan reda dulu! " tutur Rama dengan masih mengedarkan pandangannya dimana air hujan mengguyur halaman sekolahnya.

" Benerkaan kata gue! " bisik Liyan.

" Tapi main hujan bareng itu romantis loh kak! " bujuk Deva dengan manjanya.

" Jangan mau kak. Sekali Deva main hujan, seterusnya bakal main terus tuh anak! " Liyan ikut menyambar. Mengompori Rama supaya tidak menjijinkan Deva main hujan.

'Liyan kecot!' Deva

" Ih mana ada, engga kok kak engga! " Deva kembali memberikan senyum termanisnya. Berharap Rama memperbolehkannya untuk pulang dengan hujan-hujanan.

" Ini pertama kalinya turun hujan. Jangan deh ! " ucap Rama.

" Ada yang bilang kalo hujan dihari pertama itu gak baik buat kesehatan " sambung Rama.

" Sekalii aja kak! " Deva menoel-noel lengan Rama.

'Shit! Kenapa dia harus menggemaskan begini sih?' Rama

" Boleh yaaa.. Umm.. " Deva memperlihatkan wajah puppy eyesnya kepada Rama.

" Gak boleh! " larang Rama cepat. Lalu membuang muka. Karena ia tidak tahan melihat wajah Deva yang sangat menggemaskan baginya.

Deva mendengkus pelan. Baru kali ini ia tidak bisa main hujan karena dilarang.

*****

Mata Deva berbinar ketika mendapati hujan lagi hari ini. Deva tidak sabar untuk segera mengakhiri pelajaran kemudian pulang dan main hujan.


'Membayangkannya aja udah buat gue sumringah!' Deva

Kringg!

Krringg!

Krriingg!!!

Klakson jam pulang pun telah berdering mengisi keheningan kelas.

'Gue langsung pulang aja deh. Kalo nungguin Kak Rama yang ada malah kayak kemarin!' Deva

Te Amo RamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang