TAR~13

105 46 80
                                    

Tidak perlu berlaga untuk menunjukkan kehebatanmu dipenjuru dunia. Karena yang hebat, tidak akan pernah merasa tersaingi.
_____________________________________


Bonne lecture😘💐


Dirumah Deva tengah terjadi drama. Aryo si papa kesayangan Deva tidak mau sarapan jika tidak disuapin Maya.

Deva heran, mereka itu padahal sudah berumur tapi masih saja seperti ABG.

'Yayaya mereka tokoh utama dirumah ini' Deva

Sedangkan Adam adik Deva hanya fokus menonton televisi yang menampilkan kartun spongsbob. Bagi Adam kartun lebih menarik daripada drama yang terjadi dimeja makan.

Deva meneguk air putih yang telah dituangkan kedalam gelas hingga habis. Kemudian berpamitan berangkat sekolah.

Daripada terus-terusan menonton kisah yang ada dirumah, mending berangkat sekolah dan cari angin saja. Pikirnya.

*****

Bel pertanda istirahat berdering layaknya alarm seluruh masyarakat SMA Taruna Wijaya.

Dikantin, tepatnya dikantin milik BS sudah nangkring 2 perempuan dengan makanan yang sedang mereka lahap. Mereka terlihat sangat menikmati hidangan yang diberikan oleh Bu Supri.

Mereka makan dalam diam. Eeeits bukan berarti makannya itu diam-diam ya. heheh. Tapi makan dalam diam itu berarti mereka memakan makanannya dengan amat tenang tanpa bercakap membuat suara apapun. Disana hanya ada suara dentingan dari masing-masing sendok dan piring milik mereka. Ralat! Milik Bu Supri yang sedang dipakai Liyan dan Deva.

Setelah menyelesaikan acara makan, mereka berniat santai-santai dulu di kantinnya BS Sambil memakan kacang yang tersedia dikantin.

" Lo sparing basket lagi kapan? " Liyan membuka suara.

Deva hanya mengedikkan bahunya saja. Sebenarnya dia juga ingin sparing bareng tim basket lainnya.

" Kemarin gue sempet diajak gabung sama tim basket yang kemarin sparingan ama tim sekolah kita. " curhat Deva.

" Trus! Trus! Lo mau? " Liyan keliatan serius menanggapi curhatan mamah Deva.

Lagi-lagi Deva mengedikkan kedua bahunya keatas.

Membuat Liyan memutar bola mata jengah.

Ketika dua bersahabat itu melewati koridor tiba-tiba ada yang menarik paksa lengan tangan kanan Deva dan menghempaskan tubuh mungil itu ke dinding.

Ya kalian bisa bayanginlah yaa, gimana rasanya. Kalo kalian penasaran pengen tau rasanya, ya coba aja di dinding rumah kalian masing-masing.

Eh?

" Eh apa-apaan nih, sakit punggung gue bagong!! " Deva memegangi dan mencoba mengelus punggung yang dibenturkan dengan cara tidak waras tersebut.

Ia pun mendongak sambil berdiri tegak dan perlahan menatap orang yang dengan sengaja menghempaskan tubuhnya ke dinding tengah tersenyum miring menatap kearahnya.

Ia sempat kaget karena yang mendorongnya tadi adalah kakak kelas yang sempat menyindirnya beberapa hari lalu dikantin Bu Supri.

Cewek itu berdiri didepan Deva bersedekap dada dengan gaya angkuhnya menatap Deva dari ujung kepala hingga ujung kaki, seperti meremehkan.

" LO ITU CUMA ADKEL DISINI! JADI GAK USAH MACEM-MACEM SAMA KAKEL! GAK USAH GATEL JUGA GODAIN COWO ORANG!! MUKA PAS-PASAN KOK TENGIL, INGET LO ITU MASIH TERLALU KECIL DEK! " Cewek tersebut mengolok-olok Deva layaknya seorang induk kucing yang marah ketika anaknya disakiti.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now