TAR~23

80 31 90
                                    

Malu ketika bertemu seorang yang kita taksir itu wajar nggak sih?
______________________________________


Bonne lecture😘💐


Kebetulan Aji berada didekat mereka, dan bertanya melalui kode sebelah alisnya yang diangkat seolah bertanya " Ada apa? " Deva hanya menggelengkan kepalanya menjawab kode dari Aji. Sedangkan Rama hanya memainkan ponselnya cuek, tidak perduli dengan apa yang dilakukan Liyan. Dasar gunung es!!

Sekarang Liyan sudah dijinakkan oleh Deva " Gue kan udah bilang jangan keras-keras. Lo malah tereak kenceng banget ogeb! " bisik Deva sambil mencubit paha Liyan.

" Awsh sakit De!! Iyaiya gue mon maap ya ga sengaja tadi. Udah dong jangan sakitin gue, ampun deh!! " adu Liyan kemudian melanjutkan lagi omelannya. " Elo sih kebangetan, gue ga dikasih tau samsek masa! Dan lebih parahnya gue tau dari orang lain kan nyebelin lo! " kini ganti Liyan yang pura-pura marah sama Deva.

" Bodo! " acuh Deva tak perduli.

" Iii.. Nyebelin! " rengek Liyan.

" Yaudah iya, ntar gue ceritai. Udah diem lo! " Deva yang merasa kesal akhirnya mengalah.

Mereka telah menghabiskan makanannya, tapi minuman mereka masih tersisa.

Deva berdehem untuk menghilangkan suasana awkward yang terjadi sekarang.

" Lo pada masih ingetkan sama pertandingan gue? " tanya Aji.

" Iya kak masih inget, jadi tanding hari minggu lusa kan? " tanya Deva.

" Iya jangan lupa nonton ya, apalagi kalo somplak telu ikut hadir semua. Wah... makin membara tuh semangat gue " ujar Aji yang diakhiri senyuman.

Deva pun manggut-manggut dan berkata " Pastilah hadir semua, gue bakal paksa mereka. Jadi lo harus semangat kalahin semua lawan-lawan lo dan buat kita bangga. " Deva mencoba menyemangati Aji.

" Pasti! "

" Yaudah kak gue mau balik ke kelas dulu, habis ini bel masuk bakal bunyi " pamit Deva yang hanya diangguki oleh Aji dan Rama.

Setelahnya sampai dikelas. Liyan mengajak Deva untuk duduk disamping bangkunya, untung saja Intan masih belum kembali ke kelas. Dikelas hanya ada Deva, Liyan, dan 3 siswa lainnya.

Deva yang curiga pun angkat bicara " Mau nge intro gue lo? " tanya Deva to the point.

Liyan mulai mengintrogasi Deva " cepet! " kemudian menyedekapkan kedua tangannya didada. Deva hanya menurut dan menghembuskan nafasnya kasar.

" Jadi 2 hari lalu gue diajak jalan sama dia, ya gue ajak aja dia ke tempat favorit gue. Tau kan lo? " tanya Deva dan diangguki Liyan yang kini tampak serius mendengarkan Deva.

" Nah terus dia ungkapin kalo dia suka sama gue. Katanya dia penasaran sama gue mulai dari pertamakali liat gue, ya terus dia nembak gue dan gue terima. " sambungnya.

Deva menatap aneh Liyan yang saat ini sangat sangat serius mendengarkan dirinya berbicara " Udah muka lo biasa aja! "

Kemudian Liyan membenarkan duduknya menghadap Deva dan memegang kedua bahu Deva sambil menggoyangkannya " Bener cuma gitu aja? Ga ada bunga, coklat atau boneka gitu? " tanya Liyan tidak percaya.

Deva sangat merasa risih dengan perlakuan Liyan terhadapnya " Ih sakit bahu gue lo gituin cebong! "

" Eh De ini tuh cinta pertama lo yah, kok ga ada kesan romantisnya samsek sih? Kesel gue sama tuh cowo. Mana mukanya kayak gunung es aja tadi dikantin, gada asik-asiknya tau gak! " celoteh Liyan tanpa melepaskan cengkraman tangannya dibahu Deva.

Te Amo RamaΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα