TAR~22

75 30 60
                                    

Aku tidak tau dengan hari nanti. Yang jelas, sekarang aku telah bahagia karena bisa bersamamu. Apalagi Menjadi cintamu.
_____________________________________

Bonne lecture😘💐


Rama sedikit merubah posisinya lebih menghadap ke Deva. Wajahnya pun mulai berubah menjadi serius.

Tatapan Rama yang membuat manik mata Deva terkunci pun lebih menjadikan suasana sedikit menghakimi Deva.

" Aku tau ini terlalu cepat untuk kita. Tapi pada kenyataannya memang aku udah gak bisa nahan lagi. Aku khawatir dengan hari esok ataupun nanti.
Jika tidak sekarang, mau kapan? Aku tau selain aku masih banyak lagi cowok yang berharap sama kamu. Dari awal pertemuan kita, aku udah penasaran dan tertarik sama kamu. " jelasnya dengan nada penuh keseriusan dan harap.

Layaknya tersambar petir. Seketika tangan Deva bergetar bersamaan dengan jantungnya yang berdegub kencang.

'Hei lo kenapa sih kak? Jangan bikin gue merinding dongg!!' Deva hanya cengo menatap mata dan bibir Rama secara bergantian. Ia begitu shock dengan pengakuan Rama. Baru pertama kali ini Rama berbicara panjang kali lebar. Dan untuk pertama kalinya juga, Deva merasa debaran yang membuncah dalam dirinya.

" Jadi? " Rama menunggu jawaban dari Deva.

" Ya? " Deva terkesiap dengan pertanyaan Rama.

Deva tidak menduga jika Rama ternyata memiliki feeling yang sama dengan dirinya.

Namun Deva masih tidak percaya dengan pertanyaan sekaligus pernyataan panjang kali lebar yang diberikan oleh Rama terhadapnya.

Deva menggigit bibir bawahnya dan terus menghadap kebawah tidak berani menatap kearah Rama.

Tangannya meremas baju menyalurkan kegugupannya, lidahnya pun terasa keluh hanya untuk mengeluarkan satu kata suara.

" Kalo kamu nggak mau gapapa, aku gak maksa. " Rama membuka suara, tampak jelas dari nada suara yang dikeluarkannya bahwa ia,

--kecewa.

" Eh, gue mau kok! " dengan spontan Deva menjawab Rama kemudian ia menggigit lidahnya dan sedikit tersenyum kikuk.

" Yakin? " tanya Rama dengan wajah berbinar

" He em! " Deva mengangguk malu.

Wajah kekecewaan telah berubah seri ketika perempuan yang ingin ia miliki menerima perasaannya.

Rama membelai lembut pipi Deva dan berkata " Makasih mungil! " disertai senyum manisnya.

Wajah Deva memanas. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah asal itu bukan Rama.

'Gue gak lagi merona kan? Duh malu gueee!!' Deva

Rama menyadari bahwa gadisnya-- Ekhem udah jadi gadisnya dong wkw.
Lanjut-lanjut!

Rama menyadari bahwa gadisnya kini tengah blushing.

" Ciyee pacar! " goda Rama dengan menoel-noel pipi Deva.

" Apasih! Jangan gitulah kak, gu-a-aku malu ih! " desis Deva kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Membuat Rama sangat gemas padanya.

*****

Deva terus saja mengingat kejadian kemarin sore bersama Rama. Dimana ia telah menjadi kekasih dari Rama Arizky Agustiar. Ini adalah pengalaman pertamanya dalam mengenal cinta dan pacaran. Ia terus saja senyum-senyum sendiri.

Deva juga teringat begitu mudahnya ia menjawab "IYA" padahal sebelumnya ia selalu saja menolak cowok yang berusaha mendekatinya.

Dan juga selama ini ia tidak ada pendekatan dengan Rama seperti pasangan-pasangan lainnya yang akan melakukan PDKT dulu sebelum mereka jadian.

Te Amo RamaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin