TAR~ 1

248 91 200
                                    

Kesempatan ada untuk dimanfaatkan. Bukan untuk disiakan.
______________________________________

______________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Devanda Fye Agnhessia. Itulah nama lengkap dari gadis mungil yang memiliki paras manis dan imut. Dia tidak cantik juga tidak memiliki hidung yang mancung banget seperti manusia Turki.

Namun walaupun dia tidak semancung perempuan Turki, ia memiliki daya tariknya sendiri. Membuat banyak cowok-cowok rela melakukan hal konyol hanya untuk mendapat perhatian darinya.

Deva. Nama panggilan dari teman-temannya. Deva memiliki sekumpulan teman yang telah ia  anggap sebagai keluarga kedua di perumahan yang ia tempati. Nama identitasnya adalah Somplak Telu.

Deva bukanlah tipe cewek yang suka keluar dengan fashionable nya. Dia akan menggunakan baju apapun yang ada didepannya asal nyaman untuk ia kenakan.

Tomboy, sederhana, jarang berucap bila tidak perlu dan akan menjadi manja jika ia sudah merasa nyaman kepada seseorang. Seperti keluarga, misalnya.

__
__
__

Bonne lecture😘💐



Deva tengah asik menonton tv dikamarnya. Tiba-tiba ada makhluk tak diundang nyelonong " De, lo harus ikut gue!" ajak Vika dengan menarik lengan Deva.

Dasar embek! Dateng nggak ada salam, malah main nyeret aja. Nggak ada akhlak emang. Untung soib.


" Gak! Gue mager! " tolak Deva tanpa melihat kearah Vika, dan menghempaskan begitu saja cekalan tangan Vika pada lengannya.

Melihat itu Vika mendengkus. Namun belum menyerah juga untuk memaksa Deva.

" Gue udah ngajak yang lain ngumpul, masa iya lo gaikut? Tega banget tau nggak! " Vika menguncir bibirnya.

" Ntar deh, gue nyusul! " ujar Deva malas, dengan tetap pada posisinya yang selonjoran menghadap tv.

" Nggak! " tukas Vika. Berharap dengan nada yang sedikit ketus mampu membuat Deva langsung nurut dan ikut bersamanya.

" Mau nanti atau gak samsek? " Vika langsung kicep.

Bukan ini rencananya woee! Vika hanya ingin menggertak Deva supaya mau ia ajak. Tapi malah? Arrrggh

'Hufftt! Salah strategi lagikan gue? Harusnya gue tadi ngajak Deva dengan lembut!' Vika membatin.

'Ish. Tapi emang tuh tayi aja yang bikin gemes. Dilembutin gabisa, apalagi dikasarin. Nyerah gue De!!' Vika hanya mampu berpasrah bila dihadapkan dengan si batu.

Untuk yang kesekian kalinya, Deva berhasil memberikan ancaman yang membuat Vika bungkam.

" Ah tau ah! Gue tunggu dirumah. Awas lo ga dateng! " Vika ngalah dengan pilihan yang diberikan Deva dan berlalu.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now