TAR~48

30 10 82
                                    

Sudah menjadi konsekuensi-nya bertaruh hati, bila kita mengenal cinta. Dan harus siap pula dengan luka, jika mau merasakan cinta.
_____________________________________

Bonne Lecture💐😘


" KANJII!  " teriak Deva setelah melihat punggung tegap seorang cowok disofanya.

" Hei! " sapa Aji kemudian tersenyum hangat ketika melihat Deva berlari antusias ke arahnya.

" Mana oleh-olehnya? " Deva menengadahkan telapak tangan kanannya kearah Aji.

" Vandaa! Kebiasaan deh. Gaboleh kayak gitu, siapa yang ngajarin coba?! " Maya memberikan peringatan.

Sedangkan yang diberi peringatan hanya cengengesan dan memainkan kaki kanannya hingga membentuk pola abstrak.

Kebiasaan Deva jika melakukan kesalahan dan ketahuan oleh seseorang adalah dengan menggerakkan salah satu kakinya. Kadang memutar, membuat garis-garis, acak-acak, hingga membentuk pola abstrak.

Aji yang dibuat gemas pun tak kuasa menahannya. Aji mengacak poni kuda milik Deva.

Aji mendekati telinga Deva dan mulai berbisik.

" Gue kasih oleh-olehnya kalo lo mau  ikut sama gue " bisik Aji.

" Emang apa oleh-olehnya? " Deva juga ikutan berbisik.

" Lolipop Melon "

" Aaa!! " teriak Deva sambil melompat-lompat memegangi lengan Aji kegirangan.

" Vandaa! " Maya kembali memperingati Deva.

Putri sulungnya itu memang selalu membuat keributan. Entah dengan tingkahnya ataupun dengan mulutnya.

" Kanji serius bawain aku lolipop? Rasa melon looo kak? " tanya Deva masih belum percaya.

Karena lolipop rasa melon yang menjadi favoritnya itu sangat sulit ditemukan. Hanya jika dia merasa beruntung saja jika ia bisa menemukannya. Dan kini keberuntungannya ada pada Aji.

Aji menyodorkan ponselnya pada Deva untuk memperlihatkan salah satu gambar yang ada di galery nya.

Gambar tersebut memperlihatkan Aji yang tengah membawa beberapa lolipop ukuran jumbo rasa melon.

Setelah melihat apa gambarnya. Mata Deva berubah menjadi berbinar seperti anak kecil menatap bulan purnama dengan keindahan cahayanya.

Dan tentu saja hal itu membuat mulut Deva terbuka ngiler, membayangkan bahwa ia akan menghabiskan semua lolipop favoritnya itu.

" Deal! " Deva mengulurkan tangannya kearah Aji. Dengan senang hati Aji pun menerima tangan mungil Deva dan menjabatnya.

Deva dan Aji berjalan-jalan ke taman. Demi lolipop melonnya Deva rela meninggalkan Liyan sendirian dirumahnya.

Eh?

Apa Deva masih ingat ya sama Liyan? Yang jelas hanya satu yang ada di otaknya sekarang. Lolipop rasa melon. Udah itu aja.

Aji mengajak Deva berjalan kaki menyusuri jalan komplek yang tidak terlalu ramai. Saat ini tujuan mereka adalah taman yang keberadaannya tidak terlalu jauh dari rumah Deva.

Jangan lupakan. Perjalanan mereka di penuhi dengan canda tawa. Ada saja yang berulah dari salah satunya. Kadang Aji yang menarik rambut Deva, hingga Deva hampir terjungkal ke belakang. Ntah Deva yang usil nginjek kaki Aji, lalu pura-pura tidak tau dan melihat ke arah lain. Intinya mereka saling menjahili satu sama lain.

Te Amo RamaWhere stories live. Discover now