20. Singkat

2.6K 232 7
                                    

20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

20. Singkat

Kepala Alin bergerak tak nyaman saat sinar matahari menyinari wajahnya. Dengan perlahan tapi pasti, dia membuka matanya. Pandangannya langsung menuju jendela yang silau.

Bersamaan dengan itu matanya beralih menatap seorang cowo yang berdiri membelakanginya sambil memegang tiang infusan.

Sedikit heran dengan posisinya yang malah berada di kasur sedangkan yang sakit sedang berdiri, Alin turun dari kasur. Masih menguap, dia mendekat kearah Mars.

"Mars?" Alin memegang punggung Mars dari belakang, membuat sang empunya berbalik.

"Eh udah bangun?"

"Lo ngapain pindahin gue ke kasur?" Alin bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan Mars yang tak perlu dijawab.

Mars tersenyum kecil, "Ya biar enak tidurnya. Lo gak suka ya?"

Alin menghela nafas, mau berujar tak suka karena dia memikirkan kondisi Mars yang malah biasa biasa saja terhadap lukanya.

"Bahu lo berdarah lagi. Gak dirasa lagi sama lo?"

"Hm?" Mars melirik bahunya sendiri, "Kerasa sih. Gue pikir gak berdarah." lanjutnya terhitung santai dan tak peduli.

Alin berdecak kecil, dia menarik tangan Mars keluar ruangan. "Ayo ganti perbannya."

Mars digiring Alin dikoridor sambil mengomelinya yang masih tak peduli dengan kondisi dirinya sendiri. Dia tersenyum kecil melihat gadis kecil didepannya ini.

Lantas Mars menghentikan langkahnya dan menarik tangan Alin agar langsung mendekat.

"Alin.."

"Kenapa?" tanya Alin, dengan posisi seperti ini dia jelas gugup dan mendongkak menatap Mars karena dia hanya sebatas bahu laki laki itu.

"Gue tadi ketemu Zella."

Mars bisa merasakan tubuh Alin mematung kaku, dengan ekspresi wajah yang terkejut. Lambat laun garis wajahnya menurun. Inilah yang Mars takutkan jika menceritakannya pada Alin, tapi jika tak diceritakan Mars akan merasa bersalah.

"Disini?" tanya Alin masih berani menatap mata Mars.

Mars mengangguk singkat sambil tersenyum kecil, dia mengusap surai Alin. Lalu menceritakannya.

flashback

"Mars... ngapain?"

Mars yang sempat terkejut itu mengerjapkan matanya menyadarkan diri sendiri. Dia menguatkan hatinya agar tak terpikat oleh senyum Zella meski sulit.

Zella mendekat, dia jongkok didepan Mars yang duduk dikursi.

"Lo tauran?" tebak Zella khawatir saat melihat bahu Mars.

AILEENWhere stories live. Discover now