34. Diculik

3.2K 273 23
                                    

34

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

34. Diculik

Alin membuka matanya dan saat itu juga pusing melanda kepalanya. Matanya mengerjap ngerjap menyesuaikan dengan cahaya lampu yang terang.

Tangan dan kakinya diikat, namun mulutnya tidak ditutup.

"Ah, anjir gue dimana?" gumannya saat tempat yang dia tempati ini gelap. Terang dibagian dirinya dan sudut kiri.

"A-alin?"

Alin tersentak mendengar suara yang tiba tiba memanggilnya. Dia menoleh ke sembarang arah karena ruangan yang gelap, "Heh siapa?"

"Gue Rafly. Lo lupa?"

"Apasih gelap! Mana mungkin gue ngenalin!" Alim berdecak merasa kepalanya pusing apalagi dengan cahaya yang dirasa menyoroti dirinya ditengah ruangan gelap ini.

"Lo ngapain disini?" tanya Rafly. Cowo itu bisa melihat Alin dengan jelas, tetapi Alin tidak bisa menatapnya dengan jelas.

"Gatau. Kayanya gue diculik." Meski terlihat dan terdengar santai ucapannya, sebetulnya hati Alin sudah tak karuan.

Brak.

Alin menoleh kesumber suara. Lalu lampu dinyalakan menampakkan ketiga orang yang berjalan menuju kearahnya. Salah satu dari orang itu yang menyekap Alin dijalan tadi.

"Sudah bangun rupanya kalian berdua." ujar seseorang yang memiliki tubuh lebih pendek diantara ketiganya.

"Lo ngapain bawa dia?" tanya Rafly. Kini Alin bisa melihat cowo itu. Keadaannya tak jauh beda, sama sama diikat dikursi. Hanya saja terdapat lebam diwajahnya.

"Masalah klien. Gue denger kalian kenal, jadi udah sewajarnya kan saling sapa disini?"

"Awas aja lo lukain dia!" kata Rafly menetapkan perasaan curiga pada orang dihadapannya ini.

"Kenapa hm? Gak boleh?"

Mendengar suaranya saja Alin merinding. Dia menggerak gerakkan tangannya berusaha melepaskan tali.

"Calm down baby, takut kah?" dagu Alin dicekal oleh orang yang tadinya berada didepan Rafly.

"Lepasin. Gue gak ada urusan ya sama lo!"

Orang itu tertawa, "Gue Kevin. Kakaknya Rafly. Temen bokap lo, dan.. orang suruhan Karina."

Alin tersentak. Sebentar, Karina? Sepertinya Alin pernah mendengar nama itu.

Ah, ibunya Adelia.

Sialan.

"Tapi tenang aja. Secara fisik gue gak bakal lukain lo karena gue masih hargain bokap lo. Mungkin mental boleh kali ya.."

Kini tangan Kevin beralih mengusap surai panjang Alin. "Begini cantik.. dulu yang ngurung mama lo itu gue."

Lalu Kevin berbalik memperlihatkan tengkuknya yang terdapat tato naga. Hal itu membuay Alin membelalakkan matanya.

AILEENWhere stories live. Discover now