32. Sekali saja

3.1K 259 44
                                    

32

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


32. Sekali saja

Setelah bermain mereka malah dilanda kecanggungan lagi. Padahal Alin selama permainan sudah menempel nempel kepada Mars.

"Dah lah cape gue." kata Ray. "Lin baikan yu?"

Alin melirik perlahan, "Gak mau. Gak usah sok deket ya Ray."

"Bukan gitu, kita udah temenan lama loh. Masa lo ninggalin kita kaya gini?" tanya Elang.

Alin tersenyum miring, "Kebalik kali. Kalian yang ninggalin gue duluan." katanya membuat Mars merunduk tak berani menatapnya.

Ray dan Elang pun sama hal nya. Diam terbungkam.

"Tapi gue gak ikutan loh ya." kata Elang menyela keadaan hening.

"Iya sih tapi gue benci sama lo Lang?" kata Alin enteng, dia kembali membuka ponselnya. Tanpa melakukan hal penting.

"Hah?"

"Lo juara satu lomba pake koneksi gara gara bokap lo yang punya sekolah. Padahal selama ini lo cuma main main. Gue langsung terhempas." kata Alin tak berani menatap Elang dan orang orang disekitarnya.

"Maksud lo apa?" suara Elang yang terdengar serius membuat bulu kuduk Alin merinding. Jujur dia baru mendengarnya.

"Lang," Mars menepuk pundak Elang untuj menghentikan permasalahan baru.

"Bentar Mars. Gue agak kesinggung."

Kini gantian, Ray ikut menepuk pundak Elang yang satunya lagi. Tak mau Elang hilang kendali, karena bisa bahaya. "Dah lah Lang, lo kan ga baperan."

Helaan nafas terdengar dari Elang. Lalu dia tertawa keras membuat Alin pun jadi menatap dirinya.

"Lo pikir gue se bego itu?" tanyanya membuat Alin tersentak karena nada yang dilontarkan cowo itu menusuk.

"Gue udah lulus SMA. Ya iyalah kalian kalah. Lo lupa kalo gue bisa nginget semua kejadian yang gue alami setiap harinya? Itu udah negasin kalo gue ada kelebihan." kata Elang.

"Ya walau ada ketololannya juga."

Detik berikutnya dia memijat pangkal hidung mancungnya. "Sorry sorry ni Alucard nya lagi keluar. Sorry bro."

Alin benar benar bingung dengan perubahan sikap Elang. Dari awal masih humble tapi saat dia singgung tentang otak nya, cowo itu tiba tiba terasa serius dan sangat berbeda. Lalu sekarang kembali humble lagi.

"E-elang.."

Elang menoleh, "Gue ngomelin lo ya? Sorry gue gak bisa kontrol."

Mars menghela nafas keras lalu menggeplak kepala Elang, "Khuntul! Bilang dulu anying, biasanya juga laporan dulu kalo mau berubah."

Elang mendengus, "Berubah? Lo pikir gue mermed?"

Sedangkan Alin masih memperhatikan Elang. Cowo itu masih benar benar aneh baginya.

AILEENDove le storie prendono vita. Scoprilo ora