Squel : Mars | Ketua Geng
Ini konsepnya gimana sih? Bisa bisanya gue sekelas sama mantan.
Acara move on nya bisa gagal maning kan. Nangis 7 hari 7 malamnya jadi sia sia.
"Lin," panggil Mars menusuk nusuk tangan Alin dengan jarinya. Alin yang sedan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
24. Canggung
Mars membalikkan badannya meski tak sudi meninggalkan Alin dengan Raka. Yah, bagaimana pun begini lebih baik dan lebih aman.
🎈
"YOK MARS CABUT WARSA!" teriak Elang begitu sudah membenahi tasnya. Bel pulang sudah berbunyi.
"BENTAR ANJIR GUA PIKET DULU!" bantah Ray langsung menyambar sapu yang dibelakang dan menyapu lantainya dengan asal.
Mars yang sedang mengetik sesuatu dilayar ponselnta mendongkak pada Elang yang duduknya lebih depan dari pada Mars. Tak sengaja matanya bertubrukan dengan Alin yang berjalan kearahnya.
Seketika pandangan Mars terkunci dan mengikuti pergerakan Alin bahkan setelah gadis itu mengalihkan pandangan. Saat Alin melewatinya dengan dingin, Mars menatap Elang.
"Gue nyusul Lang. Duluan aja."
Alin yang mendengar itu mengepalkan tangannya diam diam.
🎈
Mars : gue depan rumah lo
Mars langsung menutup ponselnya dan memasukannya kedalam saku kemeja sekolahnya. Dia menunggu Adelia membuka pintu.
"Mars," panggil Adelia membuat Mars menoleh.
Dia memasukan motornya kedalam gerbang rumah cewe itu, setelahnya memasuki rumah Adelia.
"Mama lo mana? Gue kan harus cari muka." ujar Mars.
Adel mengangguk, dia membawa Mars berjalan hingga menemukan sosok wanita paruh baya masih cantik dengan gaya yang terbilang trendi.
"Sore tan," sapa Mars.
Wanita cantik itu menengok-Karina namanya. Ibu dari Adelia.
"Jadi dia beneran pacar kamu?" bukannya menyapa balik, Karina malah melontarkan pertanyaan seperti itu.
Mars sedikit terkejut tapi tak menunjukkan apapun. Dia tersenyum kecil, "Kenapa emang?"
Tak mau Mars memancing emosi sang ibu, Adelia langsung menggelayutkan tangannya pada Mars. "Mah, nanti lagi ngobrolnya. Aku mau bawa ke kamar dulu."
Dia cepat cepat membawa Mars menuju kamarnya dengan sedikit grasah grusuh.
Begitu sampai, dia menutup pintu lalu menghela nafas panjang. "Maaf ya Mars,"
