45. Kecelakaan Daniel 🔪

25.4K 3K 1.7K
                                    

Harusnya update tadi malam tapi karena hujan petir jadi nggak jadi.

Part ini panjang btw, bagi yang nggak suka baca cerita panjang, bacanya setengah aja, besok setengah lagi.

Berhubung part-nya panjang, bisa dong komennya diperbanyak, kalau bisa sesekali komen di setiap paragraf, biar ceritanya kayak punya author" pemes 😊🤣

***

Tiba-tiba saja Alex merasa tubuhnya mati rasa saat dari cermin ia melihat wajah Febri dengan tatapan datar Febri yang terarah padanya.

"Lo mau gua kasih hadiah apa? Gua mau ngasih lo hadiah, khusus buat sahabat gua yang paling pintar kayak lo."

Perkataan Febri barusan membuat Alex begitu sadar akan kebodohannya kali ini. Namun, mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin saja cairan itu juga sudah mulai bekerja di kaki Vani.

"Kenapa diam? Gua benaran mau ngasih lo hadiah," kata Febri lagi, masih dengan wajah datar.

"Tuh, kan. Mati atau hidup lo habis ini, Lex?" Daniel bertanya dengan suara rendah. Ia menyikut paha Alex sedikit kuat. Jika Alex bersalah, maka dirinya juga akan diseret dengan kasus diam saja tanpa melarang Alex.

Percayalah, Febri ini memang benar-benar gila. Sungguh. Daniel bahkan tidak yakin nyawanya dan Alex akan baik-baik saja dengan alasan mereka sahabat Febri.

Walau sahabat, tapi orang seperti Febri adalah orang yang tak bisa dipercayai. Orang yang akan mementingkan kepentinganya sendiri di bandingkan kepentingan orang lain.

Orang seperti Febri adalah orang yang suka melihat orang lain menderita, tak terkecuali orang itu adalah orang yang sangat menyayanginya sekalipun.

Dan sekarang, Daniel sadar. Tamat susah riwayatnya dan juga riwayat hidup Alex.

"Pada bisu? Gua lagi nanya, mau apa?" tanya Febri lagi. Ia berjalan mendekat dengan kedua tangan tenggelam pada saku.

Muak melihat sahabatnya tak bisa mengeluarkan suara, dirinya langsung membuka laci nakas dengan cepat dan mengeluarkan pistol.

Tubuh Alex dan Daniel makin panas dingin.

"Gua tanya lo pada mau apa?!" teriak Febri kuat. Ia memukul kepala Alex dengan pistolnya tapi Alex masih diam membisu.

"Gua pesen kain kafan motif batik aja deh, Feb. Gua disuntik bius terus disuntik mati aja ya, Feb. Jangan dicincang, kasihan emak gua nanti pas lihat jenazah yang tampan anaknya minta di sambel. Hiks." Alex menangis seperti anak kecil meratapi nasibnya. Dari pada dicincang mending ia disuntik mati saja.

"Lo mau apa, Niel?" Febri kini mengarahkan pistolnya pada kepala Daniel agar laki-laki itu cepat bersuara. Sungguh, ia benci di diamkan.

"MOTOR SAMA MOBIL SPORT KELUARAN TERBARU YANG WARNA MERAH POKOKNYA TITIK NGGAK PAKAI KOMA!" Daniel berteriak dengan satu tarikan napas membuat Alex cengo.

"Minta mati cepat nih, anak," gumam Alex.

"Duh, mulut gua keceplosan." Daniel menggerutu pelan. Bisa-bisanya dia menjawab seperti itu saat nyawa tengah di ujuk tanduk.

Gila sih, ia jadi makin support jantung di dalam sana. Daniel menarik napas panjang dan memejamkan mata. Semoga malaikat Izrail lewat dan mencabut nyawa Febri. Aamiin ...!

Possessive and Psycho Boyfriend [REPOST]Where stories live. Discover now