20. Tentang Dia

18 11 0
                                    

05

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

05.30

Sindy sudah siap untuk joging, sudah lama sekali dia tidak joging dan memutuskan untuk joging pagi ini. Kebetulan dia juga bangun dari jam setengah lima dini hari.

Sabtu siang kemarin liburan sudah berakhir. Dan Sindy membeli banyak oleh-oleh untuk dibawa pulang ke rumah.

Sebelum pergi, Sindy ke dapur terlebih dahulu. Dia ingin minum teh hangat pagi ini agar perutnya terasa sedikit hangat.

"Lah? Mau kemana?" tanya Ilona yang sudah siap memasak untuk sarapan pagi.

"Mau joging, Ma. Aku mau bikin teh dulu, Mama mau aku bikinkan juga?" tanya Sindy.

"Gak usah, untuk kamu aja."

Sindy menambahkan gula pasir beberapa sendok dan teh celup lalu menuangkannya air panas dalam termos.

"Uhh hangat banget," gumam Sindy saat menikmati teh buatannya di meja makan.

Sindy meneguk sampai tandas teh itu lalu mencuci gelasnya.

"Sindy pergi dulu ya, Ma. Assalamualaikum," pamit Sindy sembari mencium tangan Ilona.

"Waalaikummussalam, hati-hati sayang."

"Oke," balas Sindy mengacungkan jempolnya.

Sindy berjalan dengan langkah santai menuju teras dengan membawa dua buah sepatu ditangannya.

Setelah sampai pada teras. Sindy duduk sebentar untuk memasang sepatunya dan siap untuk berangkat.

Sindy berlari kecil menuju taman yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Sambil menghirup udara yang segar membuat hati dan pikirannya berasa lebih tenang.

"Ahh emang enak joging sepagi ini, segarrrr," gumam gadis itu disela-sela lari kecilnya.

Sindy juga melihat rumah-rumah yang dia lalu tengah mematikan lampu rumah mereka, ada yang membuka pagar, ada yang memanasi mobil dan ada juga yang memberi makan hewan peliharaan. Sindy saling berbalas senyum pada mereka semua.

Sindy mempercepat langkahnya ketika hendak sampai di taman. Jika dilihat dari jauh taman belum terlalu ramai.

Ketika sudah menginjak area taman. Sindy mengambil duduk pada kursi yang terbuat dari semen itu untuk melepas lelahnya sambil meratakan kakinya.

Melihat rerumputan hijau dan segar disana membuat Sindy ingin mendudukinya, tapi sayangnya rumput-rumput itu basah akibat terkena embun.

Hap

Sindy merasakan ada seseorang yang menepuk pundaknya. Tak ingin dibuat penasaran, Sindy membalikkan badannya untuk melihat siapa orang itu.

"Kak Darren?"

"Hehe, boleh gue duduk?" tanya cowok itu. Yaps Darren, ketua basket SMA Binar Berlian. Siapa yang tak kenal dengan cowok yang satu ini, sebut saja namanya pasti semua orang akan mengenalinya.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Where stories live. Discover now