31. Mimpi

18 6 0
                                    

Entah bagaimana caranya, tetapi pagi itu Aldino memaksakan diri untuk berangkat ke sekolah bersama Rafa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah bagaimana caranya, tetapi pagi itu Aldino memaksakan diri untuk berangkat ke sekolah bersama Rafa. Mereka naik mobil, dan Aldino masih uring-uringan di dalam.

"Bisa diem nggak sih lo kek cacing kepanasan aja," komentar Rafa.

Aldino masih bergerak gelisah. "Gue pengen muntah."

Seketika Rafa menggerakan tinjunya ke pipi Aldino. Supaya lelaki itu tersadar. "Lu kalo berani muntah di mobil gue lu bersiin sendiri ni mobil ampe kinclong."

"Iya-iya."

Rafa mengemudikan mobilnya dengan resah, melihat kondisi Aldino yang sepertinya sangat tidak nyaman. Bukan apa-apa, dia takut kalau Aldino memuntahkan isi perutnya di sini.

Sesampainya di sekolah, mereka pun turun. Aldino berjalan agak sempoyongan. Rupanya dia masih dalam kondisi mabuk. Tak tega, Rafa segera membantunya berjalan.

"Kalo masih begini mending gausah berangkat aja lo ah, ngerepotin kan jadinya," ucap Rafa sadis.

"Ya sorry dont worry be happy dong," sahut Aldino.

"Ngomong apa si lo."

Rafa membantu Aldino berjalan dengan menopang pundak cowok itu dengan tangannya. Terus seperti itu hingga sampai di ruang kelas mereka.

Entah kerasukan setan apa, tiba-tiba Aldino berlari masuk ke dalam dan melambaikan tangannya di depan kelas. Dia dadah-dadah di sana sambil memberikan kiss bye.

"Halo everybody..." ucap Aldino tanpa malu.

Rafa menepuk jidat melihat kelakuan Aldino yang tidak biasa. Memang benar-benar masih mabuk anak itu. Rafa berjalan menyusul Aldino lalu menggeretnya supaya duduk ke bangkunya.

"Lu kalo jalan-jalan gue iket, Al, di sini," peringat Rafa.

"Hah?" Aldino mengorek-orek kupingnya.

"ELU. KALO. JALAN-JALAN. GUE. IKET. DI. BANGKU. LO."

Aldino terkekeh. "Kita mau jalan-jalan?"

Rafa menggaruk kepalanya frustasi. Dia sudah kehabisan stok sabarnya menghadapi tingkah kawan sebangkunya ini.

Di tengah perdebatan Rafa dan Aldino, Sindy dan Cahya masuk ke dalam kelas. Cahya langsung menanyakan kondisi pacarnya sedangkan Sindy pura-pura acuh ketika matanya tak sengaja bertatapan dengan Aldino.

"Hai cewe..." ucap Aldino sambil mengangkat tangannya.

Cahya yang sudah tau kondisi Aldino dari Rafa pun akhirnya memilih mengabaikannya saja. Kalau dilihat-lihat kasihan juga Aldino. Dia terlalu frustasi memikirkan masalah hatinya.

"Eh sombong banget si," lanjut Aldino.

"Lu kalo sombong cantik lu ilang."

"Heh budek!"

Diary About Sindy •END• {Terbit}Where stories live. Discover now