10. Insiden Aldino

157 81 4
                                    

Seorang lelaki masuk menyelinap menuju jendela kamar Sindy

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Seorang lelaki masuk menyelinap menuju jendela kamar Sindy. Siapa lagi jika bukan Aldino. Dia tengah membawa boneka besar untuk diberikan kepada Sindy.

Tok... Tok...

Dari dalam kamar, Sindy yang asyik bermain game, dia mendengar suara ketukan pada jendela kacanya.

Kaki Sindy tergerak untuk menuju balkon kamarnya untuk melihat ada apa disana.

Tiba-tiba saat Sindy membuka jendela, sebuah boneka besar yang pertama kali dia lihat. Selang beberapa detik, Aldino terlihat dari balik boneka yang sangat besar itu.

Sindy mengerutkan keningnya bingung atas tindakan Aldino, buat apa dia kesini Membawa-bawa boneka dan masuk secara menyelinap.

"Surprise," heboh Aldino memberikan boneka besar itu pada Sindy.

Sindy menggerutu bingung, "Buat?"

Aldino menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Yaa buat hadiah lo karena lo berhasil dapat juara satu saat kontes," jelas Aldino, entah mengapa kali ini dia meraskan kecanggungan.

"Makasih ya, lain kali gak usah repot-repot," ucap Sindy tersenyum tipis.

Aldino yang merasakan bahwa ekspresi Sindy biasa saja, dia sedikit kecewa. Apa ada yang salah?

"Lo kenapa?" tanya Aldino.

"Gapapa kok," jawab Sindy.

"Emm jalan yok," ajak Aldino sontak membuat Sindy menahan senyumnya, demi apa Sindy sangat senang saat ini. Jika tidak ada lelaki itu mungkin Sindy sudah mengeluarkan teriakannya.

"Bentar ya, gue mau siap-siap. Lo tunggu aja di bawah."

Sepuluh menit kemudian Sindy sudah siap, dan selama sepuluh menit itu senyuman Sindy tidak pudar sekalipun.

"Kok gue ngerasa beda, kemarin-kemarin gue biasa aja kok. Gak gini banget," ucap Sindy masih dengan senyum yang setia mengambang.

••|••|••

Diperjalanan pulang selepas mengantarkan Sindy, Aldino tengah dikejar lagi oleh geng motor yang dulu pernah mengejarnya. Yaps, saat awal dia bertemu dengan Sindy, dan gadis itu menolongnya.

Aldino juga heran, mengapa geng motor itu selalu mengejarnya.

Aldino bingung harus kemana untuk menghindari geng motor itu.

Alhasil salah satu anggota geng itu menyelip Aldino dan menahannya agar tidak bisa lolos. Kali ini Aldino benar-benar terperangkap.

Mereka semua menghentikan motornya dan turun, begitu juga dengan Aldino.

"Astagfirullah, gue aja ngelawan Darren masih takut. Apalagi harus ngelawan geng motor beginian," batin Aldino ketika para geng itu mulai mendekati dirinya.

Diary About Sindy •END• {Terbit}حيث تعيش القصص. اكتشف الآن