29. Kiss (Rasa Cemburu)

17 7 0
                                    

Kedua motor besar itu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang sama

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Kedua motor besar itu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang sama. Sindy bersama Amdan. Dan Tara bersama Aldino. Mereka turun dari motor masing-masing.

“Nih, helmnya,” ucap Tara lalu memberikan helm yang tadi dia pakai ke Aldino.

“Udah bisa ngelepas sendiri, ya?” goda Aldino membuat Tara tertawa.

Cemburu, Sindy tidak mau kalah. Meskipun saat ini dia tidak ada perasaan apapun pada Amdan, tapi dia ingin memanas-manasi Aldino. Sindy pun tersenyum manis menatap wajah Amdan.

“Makasih, ya, Dan. Lo baik banget udah mau nganterin gue pulang pergi ke sekolah,” ucap Sindy.

Amdan bingung dengan perubahan sikap gadis itu yang sangat tiba-tiba. Tetapi Amdan langsung menyambutnya dengan sangat baik.

“Sama-sama. Eh gue boleh minta sesuatu nggak ke lo,” ucap Amdan.

Sementara Aldino mendadak diam memperhatikan interaksi kedua sejoli di depannya.

“Boleh. Apa tuh?”

Jari telunjuk Amdan mengarah ke pipi kanannya lalu mengetuknya dua kali. Paham kode apa itu, Sindy pura-pura tersipu padahl sebenarnya dongkol bukan main. Apalagi Aldino hanya diam tidak bereaksi.

Sindy melirik ke belakang. Lalu, setelah memastikan bahwa Aldino menontonnya, dia langsung mendekatkan tubuhnya ke Amdan.

Akan tetapi, belum sempat menyentuh pipinya, Tiba-tiba Aldino membanting helmnya ke tanah. Sontak Sindy dan Tara terkejut dengan tingkah Aldino.

Merasa diperhatikan oleh ketiga orang itu, Aldino dengan santainya mengambil kembali helm tersebut. “Sory, sory, gue nggak sengaja jatohin helm. Silahkan dilanjut.”

Sindy menggeram kesal karena Aldino terlihat tidak peduli. Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan yang lain bahkan mengabaikan panggilan Amdan yang tertuju kepadanya.

Tara bisa melihat rahang Aldino mengeras. Dia tau bahwa cowok itu emosi melihat kelakuan Amdan kepada Sindy. Aldino cemburu, dan Tara tau itu.

Namun Tara berusaha mengabaikan perasaannya yang tiba-tiba terasa hampa. Ketika Aldino menatapnya, dia berusaha tersenyum.

“Lo kenapa?” tanya Aldino dengan nada sangat tidak enak didengar. Dia sedang tidak mood.

Amdan menoleh ke belakang. Dia memandang Tara yang terlihat aneh, namun dia tidak peduli. Amdan segera memakai helmnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Tara menunduk. Tidak mau menatap Aldino.

“Tara?” panggil Aldino lebih lunak.

“Hey.”

Tangan Aldino menaikkan dagu Tara untuk melihat wajah gadis itu. Tara sedang tersenyum. Pandangan matanya kosong.

“Lo kenapa, hm?” tanya Aldino lagi.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora