28. Berusaha Melupakan

13 8 0
                                    

Semakin hari Tara semakin gencar mendekati Aldino, dan Amdan semakin gencar juga untuk mendekati Sindy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semakin hari Tara semakin gencar mendekati Aldino, dan Amdan semakin gencar juga untuk mendekati Sindy. Keduanya berjuang agar Aldino dan Sindy tidak bersatu. Hal itu demi kebahagiaan Tara karena melihat Sindy hancur, dan Amdan akan bahagia dengan uang yang didapatnya dari Tara.

Tak hanya itu, Amdan setiap hari selalu menjemput Sindy hingga membuat orangtua Sindy tersenyum senang dan Sindy sangat muak dengan perlakuan Amdan itu, rasanya Sindy ingin mengambil pisau lalu menyodok Amdan hidup-hidup.

"Ya! Buruan habisin makanan lo," perintah Sindy pada Cahya saat melihat Amdan yang tampak celingukan pada ambang pintu kantin.

"Kenapa lo?" tanya Cahya bingung menatap Sindy.

"Amdan," bisik Sindy.

"Kenapa emang?" tanya Cahya melihat Sindy yang tampak gelisah.

"Amdan juga orangnya asyik," ungkap Cahya.

"Asyik gimana? Lo gak tau dia orangnya gimana, Cahya," geram Sindy.

"Lo aja sana sama dia," ucap Sindy dengan wajah merengut.

"Sama siapa?" tanya Amdan yang sudah berdiri depan meja Sindy dan Cahya, lalu duduk disebelah Sindy.

Sindy mengambil minumnya lalu meneguknya hingga tandas.

Amdan memepetkan duduknya dengan Sindy. Hal itu membuat Sindy semakin risih.

"Kenapa sih lo?" cuek Sindy.

"Cabut, Ya!" ucap Sindy menarik lengan Cahya dan membawa gadis itu pergi.

Sindy membawa Cahya berlari menuju rooftop dan mengunci pintu rooftop itu untuk berjaga-jaga jika Amdan menghampirinya.

"Kenapa sih lo, Sin?" tanya Cahya yang melihat Sindy selalu menghindari Amdan itu.

"Gue gak suka sama sifatnya Amdan," ungkap Sindy, gadis itu terlalu lelah hingga hampir mengeluarkan air matanya.

"Gak suka kenapa?" tanya Cahya.

"Yaa gak suka aja gue, nyebelin ah," jawab Sindy. Saat ini gadis itu sedang PMS.

"Gue tau, lo masih berharap kan sama Aldino?" tebak Cahya.

Sindy menatap Cahya, "Gue gak bisa lupain dia," lirih Sindy.

"Gue heran sama lo. Lo suka sama Aldino dan gak bisa move on gitu, dan giliran Aldino nembak lo tolak, kenapa sih Sin?" tanya Cahya. Saat dia menginap ditempat Sindy, Sindy menceritakan semua tentang Aldino termasuk saat Aldino menembaknya.

"Tara..." gumam Sindy yang nyaris tak terdengar.

"Hah? Apa?"

"Gue diancam sama Tara, Ya," ungkap Sindy, akhirnya dia bisa menyatakan hal yang selama ini dia tahan.

"Hah?"

"Husttt!" Sindy mengintruksi agar Cahya merahasiakan ini.

Bagi Sindy, Cahya adalah segalanya. Sangat susah baginya untuk menyembunyikan sesuatu dari Cahya, berhubung mereka sudah bersahabat sejak kecil. Bahkan, saat kepergian Diana, Cahya selalu membuat Sindy tersenyum hingga detik ini. Cahya selalu ada disamping Sindy, menemani gadis itu.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Where stories live. Discover now