Hari pertama class meeting berlangsung lancar. Kemenangan diraih oleh Sindy dalam perlombaan bulu tangkis. Kini tiba di hari kedua, dimana perlombaan akan terus berlanjut.
"Aya. Kita ke lapangan sekarang. Lomba basket mau mulai," ajak Sindy pada Cahya.
Cahya yang tengah asyik dengan ponsel akhirnya menuruti kemauan Sindy. Mereka bersama-sama pergi ke lapangan untuk menonton pertandingan bola basket.
Setibanya mereka di lapangan, di sana sudah terdapat sekumpulan anak-anak basket yang tengah pemanasan. Sindy bisa melihat Aldino sedang bercanda ria dengan temannya.
Aldino menatap Sindy dari kejauhan. Dia tersenyum, lalu melambaikan tangan. Sindy pun membalasnya. Ketika Aldino hendak menghampiri Sindy, seseorang menahan lengannya.
Sindy kecewa melihat Tara menahan Aldino untuk menemuinya.
"Eh lo, Tar. Gimana udah siap belum?" tanya Aldino.
Sekedar informasi, semenjak insiden Tara jatuh dan Aldino menggendongnya, mereka jadi lebih akrab dan tidak lagi bertengkar.
Tara mengangguk. "Gue udah siap. Lo?"
"Siap dong. Gue mah selalu siap kapanpun."
Tara berusaha mengalihkan perhatian Aldino dari Sindy dengan mengajaknya pemanasan. Mereka asyik mengobrol bahkan mengabaikan tatapan terluka dari seseorang di tepi lapangan.
Tak lama kemudian pertandingan dimulai. Kelas Tara melawan kelas Aldino. Murid-murid yang menonton bersorak heboh. Ada yang mendukung Tara dan ada juga yang mendukung Aldino.
"Priiiittttt.... Satu sama," ujar sang wasit.
Pertandingan berlanjut. Tak terasa waktu hampir berjalan empat puluh lima menit yang artinya sebentar lagi akan selesai. Di menit-menit terakhir, terjadi sebuah insiden saat anggota tim Aldino menjegal seseorang dari tim lawan.
"AGHH!!"
Aldino menoleh, dia terkejut ketika mengetahui bahwa Tara-lah yang cedera. Dia berlari, lalu berjongkok di hadapan Tara.
"Mana yang sakit?" tanya Aldino.
Tara merasakan kakinya terkilir hebat. Dia meringis menahan sakit. Bahkan tanpa sadar air matanya keluar. Aldino semakin panik melihat air mata Tara.
Suara peluit sang wasit terdengar. Ini adalah sebuah pelanggaran. Pertandingan pun diakhiri dengan poin seri.
Dari kejauhan, Sindy memperhatikan Tara yang cedera. Dia khawatir, tetapi ketika tahu bahwa Aldino sudah menolongnya, dia mengurungkan niat untuk menghampiri.
Belum lagi ketika melihat Aldino menggendong Tara untuk yang kedua kali, Sindy langsung meninggalkan lapangan saat itu juga.
Sindy tidak kuat menahan sakit hatinya melihat kedekatan mereka.
YOU ARE READING
Diary About Sindy •END• {Terbit}
Teen Fiction(PART LENGKAP) (REVISI HANYA VERSI NOVEL) Aldino Damaga, seorang lelaki yang kerap dicap fuckboy oleh teman-temannya. Namun, suatu ketika Aldino jatuh hati kepada seorang gadis di sekolahnya. Gadis itu bernama Sindy. Sindy Claudia Diandra, seoran...