02. Lelaki Penggoda

301 122 17
                                    

"ALDINO! MAU KEMANA LO!" teriakan itu begitu menggelegar, bagaikan ibu kantin yang tengah menagih utang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ALDINO! MAU KEMANA LO!" teriakan itu begitu menggelegar, bagaikan ibu kantin yang tengah menagih utang.

Aldino terus berlari sekuat tenaga, napasnya sudah mulai ngos-ngosan. Namun, dia tidak ingin berhadapan dengan Darren.

Darren adalah kakak kelas Aldino, dia harus mengejar Aldino karena ingin melampiaskan kemarahannya. Kemarin lusa dia melihat Aldino si fuckboy melancarkan aksinya dengan mengeluarkan gombalan-gombalan pada kekasih Darren, bagaimana Darren tak marah melihat hal seperti itu.

Jiwa fuckboy Aldino teramat mendalam. Namun, dia tak mau menerima akibat ulahnya itu.

Aldino berlari tanpa melihat sekitarnya, alhasil dia menabrak seorang gadis yang berada di koridor tersebut.

Tanpa aba-aba, Aldino langsung menarik gadis itu dan berlindung di belakangnya. Sungguh hal yang sangat memalukan bagi kaum adam.

Tibalah Darren di hadapan gadis bertubuh tinggi dengan rambut kuncir kuda dan muka yang datar serta sorot mata yang tajam menatap Darren.

"A-Aa-Aldino!" melihat wajah gadis itu, membuat Darren seketika menjadi gagap. Antara takut dan grogi melihat ekspresi gadis di hadapannya.

"Pergi!" perintah gadis itu pada Darren.

"Gue ada urusan sama Aldino," tekan Darren.

"Lawan gue!" ucap gadis itu, padahal nyalinya mulai menciut. Namun, dia harus menunjukkan keberaniannya.

Amarah Darren seketika menguap. "Sorry, gue bukan tipe cowok yang suka nyakitin cewek."

"Yaudah, pergi!" gadis itu menghentakkan satu kakinya.

Darren menatap Aldino dengan penuh amarah, telunjuknya mengacung pada Aldino. "Masalah kita belum selesai, Al!"

Setelah punggung Darren mulai menjauh, Aldino mulai lega.

Aldino menatap dalam manik mata gadis dihadapannya. "Makasi-" ucapan Aldino terpotong karena gadis itu langsung pergi begitu saja.

Tara Delona. Sebenarnya dalam diam dia tengah merencanakan sesuatu untuk mendekati Aldino dengan caranya sendiri.

Tara yang tengah kesal lantaran hari ini tidak dijemput oleh papanya hingga terpaksa harus berjalan kaki kini menggerutu menyumpah serapahi Sindy.

Mengapa Sindy?

Ya, Tara memang serumah dengan gadis itu, Sindy. Tara adalah saudara tiri Sindy. Mereka mempunyai satu ayah namun berbeda ibu. Sehingga tiap saat mereka harus bersama. Namun, kehidupan mereka tidak seperti yang kalian bayangkan. Akur dan akrab? No, mereka berdua jauh dari kata itu.

Tadi, Tara harus menyelesaikan terlebih dahulu piket kelasnya sehingga Sindy meninggalkannya pulang bersama sang papa. Entah sengaja atau tidak, tapi yang Tara paham sampai detik ini dirinya tidak pernah dianggap ada di dalam keluarga mereka.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Where stories live. Discover now