36. Akhir Dari Segalanya

35 7 0
                                    

Hari ini Sindy sudah meluncur ke Indonesia bersama sang papa selepas kelulusan dengan gelar akademik Sp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Sindy sudah meluncur ke Indonesia bersama sang papa selepas kelulusan dengan gelar akademik Sp.PD dalam program study Ilmu Penyakit Dalam, sungguh perjuangan yang sangat berat bagi Sindy.

"Sindy berangkat dulu ya, Pa," pamit Sindy pada Marwan, karena pada hari pertama ini dia harus menjalankan tugasnya.

Karena di Indonesia saat ini tengah kekurangan dokter dalam bidang penyakit dalam seperti Sindy. Dan Sindy sudah ditepon dengan Fonder Rumah Sakit agar segera ke sana karena ada pasien yang sangat membutuhkan Sindy.

"Hati-hati, Sindy," Marwan melambaikan tangannya ketika mobil Sindy bergerak perlahan hingga mobil itu tak nampak lagi pada penglihatannya.

"Gak kerasa. Anak itu dulu masih takut naik mobil, selalu nginjak rem dan gak berani nginkak gas. Sekarang sudah tumbuh besar dan semakin pandai."

Sebelum ke Rumah Sakit, Sindy mengunjungi makam mendiang mamanya. Kebetulan letaknya tak jauh dari Rumah Sakit sudah lama ia tak pernah menjenguknya lagi.

"Tante, Aldino minta maaf."

Deg

"Siapa itu?"

Seorang lelaki berbicara pada makam almarhumah Diana.

"Aldino memang bodoh, Tan. Bodoh. Aldino sudah menyayat hati anak Tante maafin Aldino."

Cowok itu sejak tadi hanya mengoceh tak berfaedah. Perlahan Sindy melangkahkan kakinya mendekati cowok itu.

"Ini makam Mama. Kenapa dia bisa di sini?"

"Hei," Sindy menepuk pundak lelaki itu.

Aldino yang menyadari sebuah tangan mulus bertengker di pundaknya. Dan sebuah suara yang sangat dia rindukan.

Seketika tubuh Aldino bergetar kuat, perlahan dia membalik dan mendapati Sindy yang tengah menatapnya.

"Sindy?!" sontak saja Aldino langsung memeluk erat tubuh Sindy hingga cewek itu hampir saja terjungkal kebelakang.

Dengan sekuat tenaga, Sindy melepaskan pelukan dari cowok yang tidak dikenalinya itu.

"Lo siapa?" tanya Sindy dengan wajah datarnya.

"Sin, ini gue. Lo lupa sama gue?" tanya Aldino.

"Gue Aldino," cowok itu memperlihatkan loock screen miliknya yang terdapat dua foto remaja saat kelulusan, dan seketika Sindy ditarik kembali pada masa lalunya yang sangat pahit itu.

"Ngapain lo di sini?" ketus Sindy.

"Gue kangen sama lo," Aldino yang siap memeluk Sindy, namun gadis itu langsung menghindar.

"Sudah cukup," ucap Sindy lalu melangkah pergi, mengemudikan mobilnya menuju Rumah Sakit tempat dia bekerja saat ini.

Sesampainya di Rumah Sakit, Sindy langsung disambut oleh seorang suster yang sudah menunggunya, melihat name tag yang terpasang jelas itu.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang