15. Iri Bilang Bos

104 40 3
                                    

Disini, kantin sekolah

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Disini, kantin sekolah. Hari ke tiga class meeting berlangsung. Namun gadis yang satu ini enggan untuk menonton pertandingan-pertandingan tersebut, dia lebih memilih berada di kantin dengan segelas kopi good day dingin.

Bersama dengan Cahya, anak itu tengah sibuk berkelana pada dunia orange alias aplikasi wattpad pada ponselnya.

Setelah pengumuman juara pada class meeting yang dilaksanakan selama tiga hari itu, hari ini seluruh murid SMA Binar Berlian akan menerima raport kelulusan.

"SAMLEKOM," teriak Rafa dengan santainya, disebelahnya sudah ada Aldino.

Cahya menoleh kesumber suara lalu tangannya melambai di udara. Melihat itu, Rafa dan Aldino langsung menghampiri dua gadis bersahabat itu.

Rafa mengambil duduk disebelah Cahya, dan Aldino dengan santainya duduk disebelah Sindy tanpa meminta izin pada gadis itu.

"Ngapain sih lo? Ngewattpad mulu," ucap Rafa karena merasa terabaikan.

"Kenapa lo jadi sewot? Coba liat nih cogan berkeliaran noh," Cahya melihatkan ponselnya pada Rafa.

Dengan cepat Rafa langsung mengambil ponsel milik Cahya, "Mau gue rendam nih hp di air?" ancam Rafa.

"Eh? Hp gue kentang tau! Gak tahan kena air Rafaaa!" rengek Cahya ingin merampas ponselnya kembali.

"Ekhm! Gue jadi nyamuk," ucap Sindy dengan wajah yang dibuat sedatar mungkin.

"Sama Aldino aja noh hahaha," ucap Rafa tanpa mengerti perasaan Sindy.

"Ogah," ucap Sindy, sedikit ada yang mengganjal saat dia mengucapkan kata itu.

Sindy menoleh pada Aldino yang sedaritadi tak bersuara. Ketika itu, mata mereka bertemu, ternyata Aldino sudah menatapnya lebih dulu.

Sindy tersenyum tipis pada Aldino yang masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu pandangan Sindy beralih pada Cahya dan Rafa, "Gue cabut dulu ya. Males jadi nyamuk, bye bye," Sindy melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan kantin.

Sekitar lima langkah Sindy berjalan, kemudian dia membalikkan badannya, "Jangan lupa HP Cahya dibalikin."

"Setujuuu," seru Cahya.

Sindy hanya tersenyum melihat kedua pasangan itu yang tengah berebut ponsel milik Cahya.

"Sindy!" panggil Aldino saat Sindy sudah sampai pada ambang pintu kantin.

Sindy membalikkan badannya, "Kenapa?" tanya Sindy. Aldino hanya menggeleng.

Sindy lebih memilih untuk diam saja dan menjauhi Aldino, membiarkan cowok itu mendekati Tara atau siapapun yang dia inginkan. Walaupun itu terkesan begitu sakit.

••|••|••

"Yeyyy! Gue dapet piala, gue dapet piala, gue dapat piala, gue da-" begitulah nyanyian Cahya yang terdengar tak jelas itu, namun terpotong ketika wali kelas mereka datang.

Diary About Sindy •END• {Terbit}जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें