32. Ujian

21 8 0
                                    

Beberapa bulan kemudian

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Beberapa bulan kemudian...

Satu sekolah saat ini tidak melakukan pembelajaran, melainkan bersih-bersih untuk persiapan Ujian Nasional kelas 12 nanti.

Para kaum hawa yang ditugaskan untuk membersihkan seisi ruangan, dan kaum adam membersihkan belakang sekolah yang penuh dengan rumput dan sampah.

Sindy Claudia Diandra, gadis yang tengah membersihkan kaca jendela ini melamun menatap punggung seseorang yang sudah lama tak bercakap dengannya lagi.

"WOY!" Irma menepuk pundak Sindy dan gadis itu terkejut mendengar suara cempreng itu masuk pada indera pendengarannya.

"Bengong mulu lo," ucap Irma.

"Bawel lo," Sindy mengabaikan Irma lalu kembali membersihkan kaca jendela itu.

Dibalik kaca yang bening itu, muncul sosok cowok dengan gerakan tangannya mengikuti Sindy yang tengah membersihkan kaca itu, jika tidak terbatas oleh kaca, tangan keduanya saling sentuh satu sama lain.

"Apaan sih lo," Sindy menepuk kasar kaca jendela itu hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

"Sindy!?" tegur Irma yang selalu sewot dengan urusan orang itu.

"Eh? Hehe," cengir Sindy lalu gadis itu pergi ke luar mencari Cahya.

Saat melangkahkan kaki di teras. Tanpa sadar teras yang diinjak Sindy basah dan gadis itu terpeleset.

Sindy sudah memejamkan matanya, bersiap-siap Menerima rasa sakit saat tubuhnya jatuh di lantai, dan detik itu juga Sindy tak merasakan apa-apa.

Perlahan Sindy membuka matanya, ternyata Aldino menangkap tubuh Sindy sebelum dia benar-benar terjatuh ke lantai licin itu.

Tatapan mereka saling terpaut beberapa detik, wajah keduanya yang berjarak lumayan dekat, setelah lama tak saling bertatap muka akhirnya saat ini mereka nampak enggan mengalihkan pandangannya.

Sindy merasakan sesak pada dadanya, lalu menepis Aldino dan gadis itu segera berdiri dengan seimbang berjalan menghampiri Cahya.

"Makanya, kalo ngepel yang benar," celutuk Sindy.

"Elo tuh jalan yang benar," sahut Cahya.

"Sudah yuk," Sindy menarik pel yang berada pada tangan Cahya.

"Kantin, Ya. Gue haus," pinta Sindy.

"Ayok," Cahya meninggalkan begitu saja pekerjaannya dan pergi ke kantin bersama Sindy.

Saat ini Sindy dan Cahya tengah menyeruput minuman yang mereka pesan pada salah satu meja kantin, kondisi kanting kali ini sangat-sangat sepi.

Meneguk secangkir minuman dingin itu, melewati tenggorokan yang kering dan merasakan kesejukannya.

"Sindy? Cahya?"

Kedua cewek yang merasa namanya dipanggil itu lantas menengok pada sumber suara dan mendapati Bu Sarah disana.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ