24. Amdan Meresahkan

14 7 0
                                    

Siang itu Sindy tidak sendiri di UKS, dia ditemani Amdan si petugas PMR yang sedang berjaga di UKS

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Siang itu Sindy tidak sendiri di UKS, dia ditemani Amdan si petugas PMR yang sedang berjaga di UKS.

Sebenarnya Sindy risih selalu di tatap seperti saat ini, Amdan juga selalu menanyakan hal-hal pribadi Sindy, hal itu membut kepalanya ingin pecah. Beradanya dia di UKS bukannya untuk beristirahat, kini malah menguji amarahnya saja.

Tapi, daripada Aldino harus menunggunya di UKS. Lebih baik dia bersama Amdan saja.

"Cowok yang tadi itu siapa?" lagi-lagi Amdan selalu melontarkan pertanyaan pada Sindy.

Bukannya menjawab. Sindy malah bangun dari tidurnya lalu menyongsong pergi begitu saja, tanpa menghiraukan Amdan.

"Tunggu woy!" teriak Amdan. Namun, apa boleh buat, saat ini Amdan harus menjaga UKS. Tidak mungkin jika dia mengejar Sindy lalu meninggalkan UKS.

Tanpa pikir panjang, cowok itu langsung mengunci UKS dan mengejar Sindy.

Dengan sisa tenaga yang dia punya, Sindy pergi ke kelasnya. Dan untungnya didalam kelas dia menemukan Cahya yang tengah mengerjakan tugasnya walaupun saat ini adalah jam istirahat.

"Loh? Sindy?" panik Cahya.

Sindy duduk pada kursinya dan merebahkan kepalanya. Hal itu sontak membut perhatian lebih pada dua cowok dibelakangnya.

"Lo kenapa, Sindy? Gue kira lo udah pulang tadi," ucap Cahya.

"Gue gak papa," balas Sindy.

Sindy merogoh saku bajunya dan mengeluarkan selembar uang berwarna hijau lalu memberikannya pada Cahya.

"Beliin gue makan, Ya. Gue belum ada makan, plisss," mohon Sindy terdengar sangat lesu. Akhir-akhir ini Sindy memang sedikit berbeda dari biasanya selalu bolak-balik WC, dan lain-lain.

"Buruan!" perintah Cahya pada Aldino dan Rafa. Sontak mereka berdua langsung angkat kaki.

Saat Aldino dan Rafa hendak keluar, tiba-tiba Tara datang dan menarik lengan Aldino.

"Temanin gue, Al," rengeknya sedikit manja.

"Gue—"

"Apaan sih lo, gak bisa!" ucap Rafa dengan kasar memotong omongan Aldino.

"Gue bicara sama Aldino, bukan sama lo," Tara menatap sinis pada Rafa.

"BURUAN WOY!" teriak Cahya.

Aldino pergi bersama Rafa tanpa menghiraukan Tara.

"Dasar cewek cempreng," umpat Tara melalui batinnya pada Cahya.

"Bagus lah," Tara tersenyum melihat kondisi Sindy saat ini.

"HUAAAAA! TARAAAA!" teriak Irma berlari menghampiri Tara yang berdiri didepan pintu. Tara tersenyum kikuk melihat itu.

Tara langsung berlari kemanapun dari kejaran Irma. Tiba-tiba saja tak sengaja mata Tara melihat cowok bernama Amdan tengah celingukan didepan koridar.

Diary About Sindy •END• {Terbit}Onde histórias criam vida. Descubra agora