nineteen

1.1K 176 33
                                    

Dua jam berlalu.

Semuanya berjalan dengan baik. Saat ini jihoon masih dibawah pengaruh bius membuatnya belum sadarkan diri.

"Jihoon akan sadar 1 jam lagi jadi tidak usah khawatir, untuk perban akan dibuka setelah 1 minggu" jelas dokter.

"Baik dokter" jawab ayah jihoon.

Setelah itu dokter keluar.

Saat ini jihoon sudah dipindahkan ke ruang inap yang akan digunakan selama satu minggu kedepan.

Hyunsuk menatap jihoon sambil tersenyum. Tangannya menggenggam tangan kesayangannya dengan erat.

"Hyunsuk kami tinggal dulu ke cafeteria yaa?" Pamit ayah jihoon.

Hyunsuk mengangguk sebagai jawaban. Lalu setelah mereka keluar ruangan menjadi sunyi. Hyunsuk kembali memandangi jihoon. Seolah melihat jihoon disetiap detiknya sangat berharga.

"Sayang? Semuanya kembali kaya dulu" kata hyunsuk.

"Tuhan beneran dengerin semua doaku, tuhan kasih izin buat aku untuk lebih jagain kamu setelah ini, makasih udah mau bertahan buat aku" kata hyunsuk sambil mengusap air matanya.

"Aku gatau lagi kalo seandainya 2 tahun lalu kamu beneran tinggalin aku sendirian disini, kayanya aku bakal nyusul kamu haha, segitu bucinnya aku ke kamu" kata hyunsuk lalu terkekeh.

Disela-selanya terkekeh ia meneteskan air mata.

"I love you choi jihoon" gumam hyunsuk.

Ia berdiri dan mengecup bibir jihoon.

Lalu ia kembali duduk dan tetap menatap jihoon sampai ia sendiri juga ikut tertidur.

"Akhirnyaaa semua bakal balik kaya dulu" kata jeno.

Iya. Niat awal mereka semua ingin segera menjenguk jihoon tapi para uke malah melarang masuk.

Berakhir mereka hanya mengamati dari jendela pintu yang lumayan lebar.

"Ini kenapa sih kita ga masuk aja? Capek nih kaki gue" kesal mark.

"Siapa suru lo ikut?" Balas renjun yang masih tetap memperhatikan jihoon.

"Gue tampol bole ga si? Jen bole ya?" Izin mark.

"Gila lu? Yang ada malah lo sendiri dibanting" jawab jeno.

Renjun mengulas senyumnya menatap jeno lalu membalikkan badannya.

"Pulang dulu aja, ntar kesini lagi siapa tau jihoon uda sadar, gue cape berdiri terus" kata renjun memegang pinggang belakangnya.

"Siapa suru berdiri terus" cicit mark.

"Berani lo hah?!" Marah renjun mengangkat sepatunya berniat ingin melemparkan pada mark.

"Warasan dikit napa ini dirumah sakit!" Kata haruto mencoba menyadarkan mereka jika ini masih di rumah sakit.

Dan sialnya banyak sekali pasang mata yang memperhatikan mereka semua. Tapi mereka tidak peduli.

Bodohnya jeno hanya menonton tidak sedikitpun berniat melerai.

Karena junkyu tidak ingin menjadi pusat sorot mata, cepat-cepat ia menarik haruto ke arah lift meninggalkan teman-temannya yang masih sibuk berdebat dengan tujuan tidak jelas didepan ruangan jihoon.

"Mer-"

"Sttt- biarin kamu mau diliatin semua orang, aku engga ya!" Potong junkyu.

Tepat pintu lift tertutup. Mereka semua baru sadar jika junkyu dan haruto sudah pergi dahulu.

True Love [SUKHOON]Where stories live. Discover now