thirty

1.1K 149 5
                                    

Kepala jihoon rasanya seperti akan pecah.

Bagaimana tidak? Pagi ini ia sudah menangis karena mendapat nomor yang tidak dikenalinya mengirim foto kedua orang tuanya.

Memang tidak ada yang mencurigakan, tapi bukankah ini dinamakan penguntit?

Air matanya terus turun memikirkan apakah ayah dan bundanya akan baik-baik saja? Bayangan-bayangan mencekam berkecamuk memenuhi kepalanya.

"Sayang?" Panggil hyunsuk melihat jihoon yang terdiam di balkon kamarnya.

Jihoon memang masih tinggal bersama hyunsuk walaupun rumah keluarga park sudah baik bahkan penjaganya ditambah sehingga lebih aman. Tapi papa hyunsuk tidak mengizinkan jihoon tinggal disana sendirian.

Jihoom membalikkan tubuhnya lalu mendapati hyunsuk menatapnya khawatir. Jihoon berjalan dan menubrukkan tubuhnya memeluk hyunsuk erat.

Ia sudah sangat lelah. Bahkan ia pernah mengatakan pada hyunsuk jika ingin menyerah.

Hyunsuk mengecup kening jihoon berkali-kali.

"Udah yaa? Nangisnya udahan yaa? Kasian mata kamu ntar sakit" kata hyunsuk lembut mengusap mata jihoon yang memang sudah membengkak karena menangis.

"Kan tadi kamu udah telf mereka, mereka bilang gapapa kan?" Tanya hyunsuk mencoba untuk menghibur jihoonnya.

"Hari ini mereka bilang baik aja ngga tau lagi beso, aku takut" jawab jihoon mendongak melihat wajah kekasihnya.

"Mereka bakal baik-baik aja, jiji ngga usah khawatir yaa?" Hibur hyunsuk.

Hyunsuk mengerti jika jihoon sedang mengkhawatirkan orang tuanya. Tapi hyunsuk merasa bukan orang tua jihoon dan orang tuanya lah yang dijadikan incaran sebenarnya.

"Entah kenapa aku ngerasa kalo yang diincar itu kamu" kata hyunsuk pelan.

"Kenapa gitu?" Tanya jihoon yang masih menyembunyikan wajahnya didekapan hyunsuk.

"Mereka cuma mancing-mancing kita aja dengan kirim foto ayah bunda, mungkin aja mereka lagi cari timing yang pas buat kasi tau aslinya dia ngincar siapa" tebak hyunsuk.

Yang dikatakan hyunsuk ada benarnya. Selama ini foto ataupun surat baik yang dikirimkan di alamat keluarga choi atau di ponselnya ponsel hyunsuk selalu terselip namanya.

Tapi jihoon tidak mempedulikan itu, yang menjadi pikirannya tetap orang tuanya.

"Kita ngga bisa tau apa yang tersembunyi di balik semua ini, karena ngga ada komunikasi secara langsung" kata jihoon menghela nafas berat.

"Dan kalo seperti ini selamanya juga ngga akan selesai, kita bakal selalu dihantui sama kejadian-kejadian gini" sambung jihoon.

Dari nada berbicaranya jihoon, hyunsuk dapat merasakan jika jihoonnya sedang marah.

Iya. Jihoon marah.

Mengapa disaat kebahagiaan mendatanginya perlahan selalu saja akan datang masalah hingga mengambil kebahagiaannya secara paksa.

Mengapa?

"Kita harus cari tau!" Seru jihoon yakin.

"Kita harus cari tau!" Seru jihoon yakin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
True Love [SUKHOON]Where stories live. Discover now