twenty four

1.1K 176 16
                                    

Semuanya memang kembali seperti semula.

Tapi rasanya jihoon tidak merasakan semuanya belum seperti dulu lagi. Kemarin jihoon pergi ke mall sendirian dan bertemu ryujin. Anehnya ryujin tidak melakukan hal apapun pada jihoon. Bahkan menyapa saja tidak, jihoon sendiri juga bingung.

Saat perjalanan pulang jihoon menelfon hyunsuk dan menceritakan. Awalnya hyunsuk langsung panik takut jika terjadi sesuatu pada jihoonnya, tapi jihoon mengatakan bahwa baik-baik saja membuat hyunsuk langsung bernafas lega.

Mungkin ia sudah tahu jika apa yang dilakukan salah begitu pikir jihoon.

Tapi tidak ada satupun orang yang tahu bagaimana rencana busuknya ryujin. Jihoon hanya bisa berdoa agar ia selalu baik-baik saja setelah ini.

Sekarang jihoon sedang berada dikamar kedua orang tuanya. Entah ia ingin sekali tidur bersama orang tuanya.

"Ishh jiji ganggu ayah mau peluk bunda" protes ayah jihoon.

Jihoon nampak tidak peduli dan tetap memeluk bundanya membelakangi ayahnya. Bunda hanya tertawa melihat ayah jihoon yang sepertinya cemburu dengan anaknya sendiri.

"Biarin lah yah, jiji gabisa tidur sendiri ya emang?" Tanya bunda jihoon sambil mengelus rambut jihoon.

Jihoon mengiyakan lalu kembali memeluk erat bundanya.

"Masa iya jiji tidur sendiri, sepii" keluh jihoon.

"Salah sendiri belom nikah" cibir ayahnya.

"Apasi ayah!!" Marah jihoon menyembunyikan wajah memerahnya dipelukan bundanya.

Kekehan bunda jihoon terdengar lalu ia mengecup dahi anaknya sayang. Sungguh bunda jihoon masih tidak percaya jihoon bisa kembali seperti dulu. Ia masih merasa ini mimpi.

"Ayah telfonin hyunsuk dijamin deh langsung dateng terus nemenin bobok kamu" kata ayahnya jahil.

"Ayahhhh!!! Jangann!! Hyunsuk pasti cape mondar-mandir, jiji gamau ya kalo hyunsuk sampe sakit lagian hyunsuk lagi di jepang!" Kata jihoon galak.

"Iyaa-iyaaa" jawab ayahnya mengalah.

Setelah berdebat dengan ayahnya, jihoon memejamkan matanya untuk tidur. Selang beberapa menit ia sudah tertidur dipelukan hangat bundanya.

Ayah bunda jihoon sama-sama melihat anak semata wayangnya. Jihoon tumbuh sangat baik. Jihoon tumbuh menjadi pemuda manis sehingga banyak memikat mata, termasuk berandalan sekolah alias hyunsuk.

Jihoon benar-benar tumbuh seperti apa yang diharapkan ayah bundanya saat ia lahir. Menjadi pemuda yang baik hati dan menghormati siapapun. Dulu hidupnya jauh dari kata sekarang yang dibayangkan. Ayah jihoon dulu belumlah sesukses sekarang. Perusahaan pernah hampir bangkrut karena ia ditipu. Tapi ayah jihoon berusaha bangkit dengan tetap mempertahankan perusahaannya walaupun ia harus tinggal dirumah yang sangat kecil.

Bertahun-tahun lamanya ayah jihoon memperbaiki hingga sekarang perusahaannya sudah dikenal dikorea maupun luar negeri.

Kata-kata jihoon ini yang selalu menjadi penyemangatnya setiap hari. Bahkan kata-kata itu sangat melekat dipikirannya.

'Jiji selalu tunggu ayah pulang terus peluk ayah sampe beso pagi, ayah disini ngga sendiri, ada jiji sama bunda yang akan selalu eee- bukan selamanya buat ayahh'

Rentetan kata itu selalu mampu membuat ayah jihoon teringat jihoon kecil yang sangat menggemaskan tapi juga sangat mengerti bagaimana kondisi orang tuanya.

"Jijinya kita uda besar ya?" Kata ayah jihoon ikut memeluk jihoon.

"Iyaa, padahal kaya baru kemarin dia bisa panggil kita ayah bunda" jawab bunda jihoon tersenyum.

True Love [SUKHOON]Where stories live. Discover now