twenty two

1.3K 181 6
                                    

Memang kebahagiaan mereka perlahan mulai tersusun, dari yang semula kebahagiaan bagi mereka seperti sirna tapi tidak seperti sekarang.

Ini sudah satu bulan semenjak jihoon bisa melihat lagi. Jihoon masih merasa ini mimpi, ia benar-benar belum percaya semua ini. Yang biasanya ia merasa gelap dari bangun tidur hingga kembali tidur, sekarang tidak lagi.

Jihoon juga selalu mengunjungi makam jaehan satu minggu sekali. Hanya ini yang bisa jihoon lakukan setelah apa yang jaehan berikan untuknya sebagai ucapan terima kasih. Kadang ia kesana bersama hyunsuk atau bundanya.

"Jii? Ada kyuu dibawah kamu turun gih" panggil bundanya dari bawah.

"Iyaa bun" jawab jihoon segera turun ke bawah.

Tidak biasanya junkyu hanya berada diruang tamunya jika kerumah jihoon. Karena junkyu akan segera menghampiri jihoon dikamarnya dan mengagetkan jihoon.

"Biasanya juga langsung nyelonong masuk kamar gue lo" heran jihoon.

Junkyu hanya tersenyum lucu lalu membuka tote bag yang ia bawa, mengeluarkan satu undangan untuk jihoon.

"Apaan? Undangan lo tiup lilin?" Tanya jihoon.

Junkyu mendengus sebal. Apakah temannya ini lupa cara membaca.

"Tiup lilin kepala lo meleduk, baca lah, udah yaa itu undangan buat lo sama ayah bunda, dateng awas engga! Gue pamit dulu mau kasi ke yang lain- BUNDAAAA KYU PAMIT PULANG DULU YAA?" Kata junkyu.

Jihoon menutup telinganya mendengar teriakan membahana junkyu.

"Iyaaa kyuu hati-hati" jawab bunda jihoon dari dapur.

"Biasa aja dong lo! Kuping bunda sama gue masi berfungsi jadi gausa teriak-teriak juga!" Protes jihoon.

"Hehe maap udah ya gue pamit" pamit junkyu lalu segera pulang.

Jihoon menutup pintu dan berjalan ke arah ruang keluarga sambil membaca undangan yang diberikan junkyu tadi.

"Apa ji itu?" Tanya bunda.

"Undangannya junkyu mau HAH TUNANGAN?!" Jawab jihoon kaget.

Bundanya ikut kaget. Lalu ikut membaca undangan yang diberikan junkyu tadi.

"Sama haruto kan?" Tanya bunda lagi.

"Ya iyalah yamasa ngga sama haruto secara mereka sama-sama bucin" jawab jihoon.

"Kaya kamu sendiri sama hyunsuk ngga bucin aja" cibir bunda jihoon lalu kembali ke dapur.

Yang dicibiri hanya menggerutu kesal. Dan membaringkan tubuhnya disofa menatap atap rumahnya.

"Ga kuat ah, bundaaa ijin ke kantor hyunsuk yaaa?" Kata jihoon langsung melesat naik ke kamarnya.

Bundanya hanya menggelengkan kepala melihat anaknya menaiki tangga tergesa-gesa.

Setelah siap-siap jihoon turun menemui bundanya.

"Jiji bunda kasi ijin ke kantor hyunsuk tapi harus diantar sama bunda, bunda ngga kasi ijin kalo jiji berangkat sendiri" kata bundanya mengambil kunci mobil.

Jihoon sempat merengut tapi ia mengerti jika orang tuanya masih sangat takut membiarkan ia pergi sendirian setelah kejadian dua tahun lalu.

"Ehiya bun, nanti jiji pulangnya sama hyunsuk aja" kata jihoon memasang sabuk pengaman.

"Iyaa terserah kamu" jawab bundanya sambil menyetir mobil.

Jihoon melihat padatnya jalanan seoul yang banyak sekali yang berubah, semakin banyak bangunan tinggi.

True Love [SUKHOON]Where stories live. Discover now