5. Lima

398K 57.5K 10.8K
                                    

Happy reading ❤️

"Menjadi tak berperasaan adalah modal utama untuk balas dendam"
~Calista : Angel or devil?🔥

"Fuck you Calista ...." Al mengumpat dengan nada pelan.

Jarak Calista dan Al sudah sejauh sepuluh meter. Langkah Calista terhenti ketika mendengar umpatan lirih itu. Jangan terkejut, bahwa telinga Calista memang sangat tajam. Pergerakan sekecil apapun dan perkataan sepelan apapun ia bisa mengetahuinya.

Bibir Calista menyeringai lalu berbalik menatap Al sinis. "Kurang keras ngumpatnya!" sindir Calista membuat Al maupun Bara kaget. Mereka terkejut karena Calista mendengar umpatan lirih itu bahkan ketika jarak mereka sudah sedikit jauh.

Calista terkekeh geli lalu mengangkat satu jari tengahnya ditujukan oleh Al.

"Ini baru fuck you!" sinis Calista sambil mengangkat jari tengah tangan kirinya tinggi-tinggi ke udara. Jari tengah lentik milik Calista itu mengacung penuh keberanian membuat amarah Al tambah berkobar. Kuku dibalut oleh kutek berwarna merah gelap, di tengah-tengah kuku itu juga ada lambang pedang menambah kesan sadis pada diri Calista.

Senyuman sinis tercetak di bibir Calista. "Fuck you, Cakrawala!" teriak Calista dengan lantang membuat semuanya yang ada di sana tersentak kaget sekaligus tercengang dengan kelancangan Calista dengan ketua geng paling sangar.

Reyna hanya meringis melihat keberanian Calista. Ketua geng nomor satu di sekolah ini sampai bisa diremehkan begitu. Dari dulu, karakter Calista memang tak berubah.

Calista ... selalu mengembalikan serangan lebih sadis kepada musuhnya.

Calista dengan segala keberaniannya!

****

Al meninju samsak di depannya dengan rasa amarah yang menggebu-gebu. Keringat sudah mengucur di pelipisnya, sudah satu jam Al melakukan itu. Tidak ada yang bisa mencegah, bahkan semua orang lebih memilih untuk menghindar agar tak kena amukan.

Kabar kekalahan ketua geng famous di SMA Pancasila menjadi trending topik saat ini. Apalagi yang mengalahkannya adalah seorang gadis yang notabenenya masih anak baru. Semua murid-murid tercengang mendengar kabar itu, tak menyangka seorang Al bisa dikalahkan.

"Anjing!!"

Bara langsung menghampiri Al yang sedang kesetanan memukuli samsak. "Cukup."

"Pergi. Jangan sampe lo yang gue jadiin samsak!" ucap Al dingin.

"Oke."

Bara langsung pergi yang penting ia sudah menyuruh Al untuk berhenti.

Al menoleh ke punggung Bara yang mulai menjauh. "Tetap tinggal, El ...." Al berucap lirih meralat ucapannya tadi.

Bara berbalik lalu berjalan menuju Al lagi. Pendengarannya sangat tajam, ia jelas mendengar ucapan Al yang menyuruhnya untuk tetap tinggal.

Bara mengerti perasaan Al saat ini, pasti hancur. Sepanjang hidupnya, Al tidak pernah kalah, Al selalu menjadi nomor satu atas segala hal. Mungkin itu juga yang menjadikan sifatnya arogan.

"Are you okay?"

"Lo tau keadaan gue sekarang, Bar. Kekalahan masih menjadi musuh terbesar gue."

Al duduk di lantai lalu menyender pada dinding tembok terlihat putus asa. Bara lalu ikut duduk di sampingnya berniat mendengar keluh kesah sahabat dari kecilnya ini.

Bara menghela napasnya berat. "Hidup nggak mungkin harus menang terus, Al." Matanya terpejam untuk menenangkan diri. Akhir-akhir ini banyak masalah juga yang menghantam Bara.

LAVENDER Où les histoires vivent. Découvrez maintenant