22. Dua dua

355K 54.2K 38.1K
                                    

Happy reading ❤️
-Bagaimana bisa saya membunuh orang yang memberi saya kehidupan?-
~Al Cakrawala

Vote dan spam komentar di setiap paragraf biar cepet update ❤️

Oh, iya. Udah follow akun ini belum? Biar ga ketinggalan notifikasi?

Follow ig aing, bakal spoiler di sana @starsshine1603

Ada author note di bawah. Baca ya!

Thank u❤️

Thank u❤️

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

****

Andrew memberhentikan mobilnya di garasi rumah Mark. Helaan napas terdengar berat, matanya melirik Calista yang duduk di sampingnya. Mata lentik itu terpejam indah, Calista benar-benar terlihat damai dalam tidur.

"Kalo gini nggak keliatan tampang psycho-nya," gumam Andrew lalu menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi dahi adiknya.

Andrew melepaskan sabuk pengaman dengan telaten, Calista melenguh karena sedikit terganggu tapi tidak membuatnya bangun. Andrew mencium dahi Calista sekilas lalu keluar mobil.

Membuka pintu penumpang lalu dengan hati-hati menggendong adiknya dengan gaya brydal style. Ia tak ingin membangunkan adiknya, peristiwa tadi terlalu berat pasti membuat Calista sedih.

"Kenapa enteng?" gumam Andrew merasa tak keberatan sama sekali.

"Dasar kecil," gumam Andrew lagi dengan langkah pasti ia berjalan menuju pintu utama.

Tidak memencet bel, Andrew langsung menendang pintu secara brutal hingga terbuka.

"Ssssttt," bisik Andrew menenangkan ketika Calista sedikit terusik karena suara yang ditimbulkan. Andrew meniupi dahi adiknya agar nyenyak lagi dalam tidur.

"Kenapa kamu yang bawa pulang?" sapa Mark yang duduk di sofa. Setelannya serba hitam, satu alisnya sengaja dibelah. Matanya membidik Andrew tajam. Mereka habis bersitegang, bahkan saling mengancam untuk menghabisi nyawa satu sama lain.

"Mata jangan jadiin pajangan. Dia ketiduran makanya Andrew yang bawa pulang," ketus andrew berhenti melangkah.

Mark mendengkus. Anak sulungnya ini benar-benar minta dilempar ke kandang harimau.

"Bawa ke kamar Daddy." Mark memerintah dengan nada tidak ingin dibantah.

Andrew menurutinya. Ia membawa adiknya masuk ke dalam kamar luas bernuansa dark. Panjangan aneh-aneh ada di setiap sisi tembok. Bahkan ada satu sisi tembok penuh dengan senjata-senjata mematikan. Benar-benar terlihat seperti kamar untuk iblis.

Andrew menidurkan adiknya di ranjang Mark dengan hati-hati. Mark menghampiri lalu mencium dahi Calista penuh sayang. Matanya menyiratkan penyesalan.

LAVENDER Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon