29. Dua sembilan

332K 58K 101K
                                    

DIMOHON UNTUK JANGAN SCREENSHOT PART INI. KARENA INI PART RAHASIA. JANGAN ADA YANG BIKIN KONTEN ATAU SPOILER. DIMOHON KERJASAMANYA.

Happy reading ❤️
"Dendam itu sudah hampir terlaksana."
~Keluarga maung

Vote dan spam komentar di setiap paragraf biar cepet update ❤️ tepat waktu ye kan ini.

Oh, iya. Udah follow akun ini belum? Biar ga ketinggalan notifikasi?

Follow Instagram : @starsshine1603

Tiktok juga. Yang pegang kadang admin kadang aku.
@dragonlions36

Thank u❤️

Tim maung reot🐯

Tim maung bocil 🐯

Mau liat yang paling banyak fansnya mana.

Mau liat yang paling banyak fansnya mana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

"Tua bangka burik bau tanah. Lo cocoknya hidup di neraka!" bentak Calista menggebu-gebu. Alfa pantas mendapatkan ini semua.

Alfa mengetatkan rahangnya. Emosi dengan gadis muda di depannya ini. Perkataan tidak sopan itu menyinggungnya. Sebelumnya, tidak ada wanita yang berani mengatakan ini, bahkan membentaknya sekalipun.

"Kenapa lo? Nggak terima?" sinis Calista melihat aura gelap Alfa.

Al memegang lengan Calista sambil mengelusnya lembut dengan ibu jari agar emosi Calista turun. Sekaligus untuk menenangkannya.

"Nggak! Siapa kamu berani-beraninya ngomong gitu sama saya?!" sentak Alfa sambil mengepalkan kedua tangannya kencang.

"Siapa anda juga berani-beraninya mau nampar saya?" balas Calista tak takut sedikitpun. Ikut memakai bahasa formal.

"Untung ayah saya nggak liat, kalo liat udah dilempar anda ke kandang harimau!" tambah Calista songong.

Alfa terkekeh meremehkan merasa omongan Calista lucu. Belum tahu saja Alfa, bahwa dulu Mark pernah benar-benar memasukkan manusia ke kandang harimau.

"Papa kenapa ke sini?" tanya Al berusaha melerai keduanya.

Calista bergidik seolah jijik. "Panggil aja si burik. Mau-maunya lo manggil dia Papa," hasut Calista. Merasa panggilan Papa terlalu sopan untuk Alfa.

"Pulang ke rumah!" titah Alfa tak terbantahkan. Seperti tak menganggap Calista ada. Mata tajamnya membius Al, berusaha mempengaruhi anaknya untuk pulang ke rumah.

LAVENDER Where stories live. Discover now