16. Enam belas

335K 55.9K 21.1K
                                    

Happy reading ❤️
-Shena adalah lontewh-
~Calista🔥

Selamat hari raya idul adha bagi yang merayakan! <3

Vote dan spam komentar di setiap paragraf biar cepet update ❤️

Oh, iya. Udah follow akun ini belum? Biar ga ketinggalan notifikasi?

Thank u❤️

Thank u❤️

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

****

"Ringisan kesakitannya hiburan bagi gue. Penderitaannya kebahagiaan gue. Mungkin nanti jeritan tangisannya juga musik terindah gue. Sesimple itu."

Deru napas Al tak beraturan sehabis mendengar kalimat sadis itu, otaknya sudah membayangkan bagaimana mengenaskannya nasib Shena nanti. Apalagi Calista mengatakan itu dengan nada geraman, kobaran api amarah juga terlihat di matanya. Hal itu benar-benar membuktikan bahwa Calista tak main-main.

"Kenapa?" tanya Al penasaran. "Kenapa lo bisa sejahat itu?"

Calista terkekeh dengan intonasi datar. "Lo tau Al? Terkadang butuh monster lain untuk ngelawan monster yang sebenarnya."

"Shena salah apa?" tanya Al membuat Calista ingin mencekiknya sekarang juga. Pura-pura bodoh.

"Jangan sok buta. Congkel tuh mata, nggak guna juga."

Padahal selama ini Al yang berperan melindungi Shena dari segala kesalahan, tapi bisa-bisanya cowok itu mempertanyakan hal itu seolah Shena adalah mahluk tak berdosa.

Al mendengkus. "Maksud gue dia salah apa sama lo? Gue tau dia salah karena bertindak sok berkuasa di sini."

Calista membisu. Al menatap wajahnya dari samping dengan seksama. Sialnya, Calista dilihat dari sudut manapun tetap cantik. Calista menoleh, keduanya beradu pandang. Membuat Al harus menelan salivanya sendiri karena beberapa alasan. Calista jelas melihat itu.

"Lo sange?" frontal Calista membuat mata Al menajam.

"Enggak, Calista." Al berucap penuh penekanan. Matanya menggelap. "Lo manis, tapi psycho," gumam Al ngawur.

"Sialnya gue suka," lanjut Al.

Calista menaikkan satu alisnya menantang.

"Lo nggak ada niatan pacaran?" tanya Al dengan suara serak.

Calista menggeleng. Belum ada niat untuk itu sekarang, tujuannya fokus untuk membalaskan dendam.

"Pacaran terlihat menyenangkan, tapi ratu terlalu sibuk."

Al meraup wajahnya kasar seperti sedang frustasi. Semua tentang Calista bisa membuatnya gila.

"Jadi pacar gue." Kalimat itu keluar spontan dari mulutnya. Calista sedikit kaget lalu menormalkan ekspresinya.

LAVENDER Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon