9. Sembilan

366K 55.3K 15.1K
                                    

Happy reading ❤️
Calista badass update ❤️
Calista : Angel or devil?🔥

*****

"Jangan suka sama gue, Al. Atau lo gue bunuh."

Al langsung memutar badannya menatap Calista setajam silet. Bibirnya lalu tersenyum miring. "Jangan kepedean."

Calista terkekeh meremehkan sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo mudah dibaca Al. Jangan terlalu nunjukin kalo lo suka sama gue, ya?" tegas Calista.

Al langsung mengangkat jari tengahnya ditujukan Calista memperlihatkan bahwa ia begitu emosi dengan pernyataan Calista. "Fuck you!" umpatnya lalu pergi.

Calista berdecak kesal lalu mengusap darahnya di bibir. Ini hanya luka kecil, sudah biasa ia mendapatkan ini. Handphonenya di saku seragam bergetar membuatnya langsung mengambil benda pipih itu.

Defan Leonardo

Musuh lo cuman Shena, Cal.

*****

Calista memasuki mansion mewahnya yang bernuansa ala bangunan Eropa. Langkah kakinya langsung menuju area belakang untuk mencari Papanya yang bernama Mark. Matanya menyurusi segala penjuru area belakang, dari kolam ikan serta air mancur, kebun buah-buahan, ruangan anggur, serta berhenti di kandang binatang perliharaan mereka.

Ternyata, Mark sedang di sana. Calista dengan cepat berlari menghampirinya. "Papa!" seru Calista begitu bahagia.

Mark menoleh lalu tersenyum lebar. Tak heran jika Calista terlahir secantik itu, karena memang ayahnya sangat tampan dengan rahang yang begitu tegas. "Hey sini!"

Calista lalu berdiri di sampingnya. Ayah dan anak itu fokus melihat harimau yang sedang bersantai di dalam kandang berjeruji. Calista memang sengaja memelihara hewan ganas berloreng ini, aumannya membuat telinga Calista dimanjakan.

"Tiger udah besar ya," gumam Calista tak ditanggapi oleh Mark. Tahu ada yang tidak beres dari ayahnya, Calista langsung bertanya.

"Papa kenapa?"

"Kenapa bolos kelas bela diri hm?" Tatapan Mark berubah menajam. Aura menyeramkan yang bisa Calista rasakan, mendadak suasana menjadi mencekam.

Calista menunduk penuh hormat, ditambah ia tak sanggup menatap mata ayahnya. "Kemarin Calista ke rumah Om Leo."

"Terus kenapa bibir kamu bisa luka?" interogasi Mark lagi. Ia tak suka anaknya terluka.

Calista mendongak memberanikan diri menatap Mark. "Calista ditampar."

Mark kaget sebentar lalu menormalkan ekspresinya. "Kenapa bisa? Kok jadi lemah gini?" tanya Mark heran sedikit meremehkan. Mark tak suka anaknya lemah.

"Calista kurang gesit."

"Kamu bales apa?"

"Tendang dadanya."

"Bagus." Mark mengelus rambut Calista penuh kasih sayang lalu mencium keningnya.

"Lain kali kalo kamu pulang luka lagi, bakal Papa tambahin luka kamu. Ditambah kelas bela diri kamu Papa tambahin jamnya."

Calista hanya mengangguk patuh. Perintah ayahnya tidak bisa diganggu gugat. Jika Calista melanggarnya, maka musibah sudah jelas menimpanya.

"Nggak kangen Mama?" tanya Mark setelah keduanya diselimuti keheningan.

Calista tersenyum kecut. "Kangen banget lah."

"Samperin."

Dahi Calista mengernyit, merasa heran dengan penuturan Papanya. "Calista harus nyamperin ke gundukan tanah?"

LAVENDER Where stories live. Discover now