24. Dua empat

343K 53.9K 42.4K
                                    

Happy reading ❤️
"Kaya zombie muke lo!"
~Andrew

Vote dan spam komentar di setiap paragraf biar cepet update ❤️

Oh, iya. Udah follow akun ini belum? Biar ga ketinggalan notifikasi?

Follow ig aing, bakal spoiler di sana @starsshine1603

Tiktok juga. Yang pegang kadang admin kadang aku.
@dragonlions36

Ada author note di bawah. Baca ya! Minta sarannya juga.

Thank u❤️

Yang mau Andrew absen kuy!❤️

****


Hujan turun begitu deras di jam istirahat SMA Pancasila. Hal itu dimanfaatkan Al untuk main basket dengan gila-gilaan di lapangan outdoor sendirian. Ia selalu melakukan ini untuk pelampiasan amarah. Apalagi guyuran hujan ketika mengenai luka robek yang masih basah di punggungnya, perih tapi Al menikmatinya.

Calista berada di lantai dua, ia berdiri di pembatas gedung sambil menunduk melihat Al yang tak henti-hentinya bermain. Bahkan seragam putih itu sudah basah kuyup. Calista bergedik ngeri membayangkan luka yang masih basah langsung disiram oleh air hujan, jelas sangat perih.

"Baby girl," sapa Andrew yang tiba-tiba datang. Andrew sering ke sini, malah sudah seperti sekolahnya sendiri. Tetap memakai setelan hitam ciri khasnya. Katanya untuk mencari bukti video lainnya.

Andrew mengecup pipi Calista sekilas sebagai sapaan. Bahkan kecupannya sampai terdengar. Hujan bertambah deras, Andrew yang peka langsung menutupi dahi adiknya dengan tangan agar tak terkena cipratan air hujan.

"Cuaca dingin. Lo mau jadi beku di sini?" sinis Andrew tak suka. Ia takut Calista akan demam.

Calista mendengkus. "Lo kenapa ke sini lagi, Kak?"

"Bu Liza manggil gue. Permintaan maaf," jawab Andrew. Akhirnya Bu Liza sadar juga karena disogok uang lebih banyak. Menjijikkan bukan?

"Masuk kelas. Gue mau pulang," suruh Andrew tapi Calista tak menghiraukannya.

Andrew ikut melihat ke arah bawah. Refleks mengumpat, "fuck!"

Kaget melihat Al segila itu hujan-hujanan dan bermain basket tak ada hentinya. Andrew tahu luka di punggung tegap itu masih basah.

"Kadar kegilaannya udah masuk 70%, Cal," gumam Andrew menganalisa. Calista langsung menoleh kaget.

"Maksud lo?!"

"Hm ... 30% lagi dia bisa gila. Kalo masalah bertambah dan tekanan itu nggak berakhir. Dia beneran gila." Andrew mengatakan itu dengan nada penuh intimidasi sambil menggelengkan kepalanya pelan. Tak menyangka ada ayah seperti Alfa.

"Terlalu lama disiksa kejam, dia jadi berteman sama rasa sakit," gumam Andrew lagi. Mata hitam legamnya melirik adiknya yang terlihat syok.

"Gue tau apa yang lo takutin." Andrew tersenyum smirk. "Kalo Al gila. Otomatis lo nggak bisa hukum dia dan temen-temennya 'kan?" tebak Andrew membuat Calista mengangguk.

LAVENDER Where stories live. Discover now