Bagian 4

729 32 2
                                    

"Selamat pagi Andri tampan" sapa dokter yang memeriksa ku kemaren didampingi dokter muda dua orang.

"Pagi dokter ganteng" balasku.
Dokter pendampingnya dan suster yang mengukur suhu tubuhku terkekeh mendengar kami berbicara begitu.

"Kok ketawa? Dokternya memang ganteng. Ya gak dok" kataku membuat mereka semakin tersenyum.

"dr. Vio tolong periksa kakinya.
Dan dr. Hans lihat ada yang tidak kena perban. Perhatikan kulitnya"

"Baik dok" balas mereka.

"Andri, kalau dokter Vio cantik gak?"

"Cantik dok. Seperti artis pemeran utama" kataku di sambut ketawa dokter muda Hans.
Dokter Vio tersipu.
"Cocok buat dokter" kataku menggoda

"Husss...aku sudah punya keluarga."

"Buat dokter muda, dr. Hans lah kalau begitu dok" kataku membuat tertawa mereka

"Ini mau periksa apa lagi casting atau perjodohan sih dok?" dr. Hans menimpali.

"Andri tampan dan ganteng, dr. Vio cantik. Ehemmm"

"Udah dok. Dah selesai" buru buru Vio memotong pembicaraan.

"Suster ini resepnya, tolong obatnya diberikan ya"

"Iya dokter"

"Ok Andri, kami ke ruang sebelah dulu. Cepat sembuh ya tampan"

"Terimakasih dokter ganteng. Terimakasih dr. Olive dan dr. Hans"

"Sama sama Andri" dr. Hans yang menyahut.

"Suster bisa minta tolong gak? Tolong telpon kantorku memberitahu aku sakit. Bicara sama pak Berto ya." kukasih nomor telpon kantorku untuk memberi tahu aku di rumah sakit.

Dalam diam ku dikamar rawatku, aku mencoba memahami sikap Leon. Sama seperti aku bila melihat orang yang aku suka berduaan, hatiku langsung mengatakan dia tidak benar.
Tapi apakah Leon tidak bertanya pada dirinya, dia juga menikah bahkan sudah punya anak?
Egois......

Tok...tok..tok...

Pintu terbuka.

"Bang Andriii....." Mas Berton ketika melihatku merasa sedih "kok bisa begini toh. Piye iki sikilmu kok koyo ngene toh bang...bang..."

"Panjang ceritanya mas"sahutku dan mataku ke sosok dokter.

"Ehhh dr. Vio kok bisa mas Berton sama dr..."

"Tadi ketemu di lorong sebelah, aku nanya, aku dibawa kemari"

"Oh gitu...makasih dokter sudah antar masku kesini." kupandangi wajah cantiknya, dia tersenyum.

"Kembali kasih bang Andri. Saya keluar ya. Mau dampingi dokter"

"Ok dokter. See you" kataku.

"Andri, kamu bisa kecelakaan kenapa? Benar kan kataku, abang ini punya masalah"

"Enggak ada masalah. Aku saja yang ngelamun bawa motornya. Ya sudah kejadian dah"

"Iki parah loh bang. Diperbannya aja sampe panjang ngene"

"Iya kemaren aku gak sadar. Jadi gak tau seberapa parahnya. Kata dokter sih gak apa apa. Gak sampe mengenai tulang"

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora