Bagian 12

441 27 1
                                    

Aku memeriksa isi kulkasku, barang kali ada bahan makanan yang perlu aku beli, aku mau belanja.

"Bu, kalu ibu mau makan, ibu bisa masak sendiri ya. Makannya disini saja jangan dirumah. Gak usah sungkan sungkan ya bu."

"Iya mas Andri"

"Kalau ada yang kurang tinggal catat, nanti tak kasih duitnya, ibu saja yang ke pasar. Pokonya ibu ndak boleh kelaparan. Andri ndak mau itu. Perlu apa saja tinggal bilang, ojo sungkan sungkan"

"_Mas Andri, ibu kerja saja sudah bersyukur sekali, mas Andri terlalu baik sama ibu selama ini. Dari dulu mas Andri masuk disini, ibu berniat menawarkan jasa ibu. Walau ndak kerja, mas Andri sudah banyak nolong ibu"

"Ya sudah bu, tak tinggal dulu"
Aku ke kemobilku, mau memansakan mesinnya yang sudah dua minggu teronggok, aku mau bersihkan, tapi kakiku masih terasa kaku, takut basahbkena air. Cukup kupanaskan saja mesinnya.

Oh iya motorku gimana rimbanya ya...aduhhh terpaksa nih buka blokiran nomornya mas Xavi.
Biar bagaimanapun dia yang membawa motorku ke bengkel.
Baru saja kubuka blokiran, ada panggilan masuk, mas Xavi.

"Pagi mas"
Mas Xavi nyap nyap ditelpon, seribu tanya tanpa titik koma dia nyerocos seperti suara peluru senjata perang. Aku berfikir bagaimana cara menghadapinya.

"Gini aja mas, kita bisa ketemu gak sore ini di bengkel motor, yang mas Xavi titipkan maotor Andri. Jam 3 sore." sengaja aku memilih jam itu, karena waktu kepulanganku dari rumah sakit dia gak bisa.

"Ok jam 3 sore. Kukirim alamatnya"

"Baik mas. Terimakasih. Kita ketemu disana"
Betul kan, dia bisa. Berarti kemaren itu dia sama siapa? Pastilah sama prianya. Mana bisa dipercaya dia, wajahnya saja   menunjukkan doyan sex.
Dasar pria pendusta....

*****

Suara mobil dihalaman rumahku mengganggu pikiranku. Tak mungkin dokter Fian, ini baru pukul 9 lewat, dokter Fian datang nanti pukul 12 jam istirahat. Segera aku keluar kamarku, dan menemui si pembawa mobil, Leon.

"Bang Andri...." senyumnya sumringah. Tapi aku bersikap tidak ramah.

"Kok tau aku dirumah?"

"Tadi aku ke rumah sakit, katanya bang Andri sudah pulang. Jadi Leon kemari bang. Telpon bang Andri tidak aktif terus."

"Tau telponku tidak aktif sejak kapan"

"Setelah aku ke rumah sakit bang"

"Oh selama tenggang waktu itu kamu tidak berusaha datang, mencari tau ada apa dengan aku.
Baru sekarang sadarnya, lalu mencari aku"

"Bang Andri, Leon sudah banyak berbuat salah, Leon minta maaf."

"Sudah aku maafkan Leon. Sejak aku masuk rumah sakit. Ternyata Cinta yang dulu kau agung agungkan sudah sirna. Dan aku pun sudah mengubur jauh jauh cintamu dihatiku. Biar menjadi kenangan dalam hidupku"

"Bang apa tidak ada kesempatan lagi buat Leon untuk menebus salahku bang"

"Penderitaan yang aku rasakan, menumbuhkan kebencian dalam hatiku Leon. Pemberianmu tifak sebanding dengan deritaku. Baik hatiku dan fsikku. Semua karena aku terlalu mencintaimu. Aku yang salah terlalu mengharapaknnya darimu"

"Leon masih Cinta sama abang"

"Tapi aku tidak Leon. Tidak ada rasa sedikitpun. Tadinya aku bisa membuang jauh jauh rasa benciku, bila kau hadir menemaniku dirumah sakit. Aku ingin menunjukkan ke mas Xavi, bahwa kaulah cinta sejatiku. Ternyata semua nihil. Kau hanya sekali itu datang"

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon