Bagian 25

358 21 1
                                    

Agenda pagi ini membahas perpindahan ku ke tempat baru, yang sebenarnya aku sudah tau karena aku yang meminta.
Dan semua yang menyangkut karyawan dan keuangan.
Karena agenda hari ini cukup padat, kutelpon mas Fianku.

"Morning honey....aku kangen mas karo sampeyan, sanajan nembe pisah"

"Hahahaha...Andri.....ono opo sayang"

"Dino iki, gaweanku padat merayap mas, mungkin telat pulangnya."

"Padat merayap, koyo laporan petugas polda ae sampeyan...ra popo Andri sayang, gawe iku sing nomor wahid. Masmu menunggu sampai kamu datang"

"Ok mas. I will call you as soon as my work's done. Just wait honey"

"I will. See you soon. Take care darling"
Uhhhffff....aku yang mulai aku yang mengakhiri...kaya lagu ya...hahaha.

Cape, lelah letih, itu yang kuras hingga jam istirahat siang.
Aku segera ke resepsionis untuk bergabung dengan karyawan karyawan terbaik ku buat makan siang.

"Sri, dimana restonya. Bapak nebeng sama siapa ini " kataku
Mereka sibuk saling mengacungkan jari, rebutan ingin membawaku. Akhirnya aku memilih karyawan muda yang lumayan ganteng dan manis.

"Sri, perintahin biar jalan. Bapak sibuk loh ya, gak sempat ber leha leha.."

"Injih pak injih..." sri langsung menyuruh jalan. Dipionir yang tau tempatnya.

"Dek, bapak kan baru kecelakaan, masih trauma ini. Bapak peluk kamu ya naik motornya. Tapi kamu nafsuan gak orangnya" godaku pada karyawan ku yang lumayan tampan itu.

"Heheheh, ndak popo pak peluk saja."

"Nafsu gak kalau dipeluk"

"Ahhh bapak...iya ndak toh pak"

"Siapa tau, kamu bangun dipeluk boss ganteng kaya bapak hahahah. Ayo jalan. Bapak cuma bercanda." kataku membuat dia tersipu.

Sampai di resto yang cukup asri dan bernuansa jawa itu, karyawan minta foto foto.

Selama menikmati hidangan, aku memberi sedikit nasehat, walau dari mereka banyak yang lebih tua dari aku.

Kebahagiaan, itu yang tak ternilai harganya, tidak sebanding dengan yang kuberikan pada mereka yang menikmati suasana siang itu.
Ketika sms masuk dari mas Berto, aku pamit kusuruh mereka menghabiskan waktu istirahat.

"Ok rekan rekan semua, bapak pulang duluan ya sudah disms sama pak Berto. Kalian tidak usah buru buru, boleh minta lagi, bapak sudah tinggalin uangnya sama mba Sri."
Akhirnya menyalami aku. Sambil salaman karyawan yang membawaku tadi menawarkan, diri untuk mengantarku kembali.

"Pak boss, peluk yang kencang."

"Jangan ngebut dek. Bapak takut"

"Ndak kok pak boss. Suka saja dipeluk sama pak boss."
Anjirrr....ini anak, apa suka ya...

"Emang kamu suka bapak peluk. Kamu tadi nafsu ya"

"Heheheh...ndak tau pak, senang saja dipeluk pak boss gitu."
Sengaja kuturunkan kebatangnya tanganku benar saja sudah bangun.

"Kamu jangan terobsesi ya sama bapak."
Semakin kupepetkan tubuhku. Tanganku dituntun ke batangnya.
Assuuuu iki...kok iso beranizz...

"Dari dulu saya suka sama bapak. Takut bilang saja pak boss"

"Kamu gay?" dia hanya mengangguk.
Ampuuuuunn...dunia. Tidak dimana mana...ternyata.
Semakin kupencet pencet batangnya....

ANDRI DAN KISAHNYA The End. ( GAYLOVE)Where stories live. Discover now